Kalla-SBY Bercerai, PDIP Merasa Untung
Rabu, 04 Maret 2009 – 09:13 WIB
Tifatul mengatakan, komitmen Kalla tak cukup. Yang dibutuhkan PKS adalah kepastian dukungan dari mesin politik. "Harus ada kepastian dukungan secara organisasi. Kalau itu ada, berarti capres yang diusung benar-benar diperjuangkan oleh semua aktivis Partai Golkar," katanya.
Tifatul tak ingin apa yang terjadi pada Pemilu 2004 terulang. Saat itu hasil konvensi Partai Golkar memutuskan Wiranto-Solahuddin Wahid sebagai pasangan capres. Namun, kader Golkar justru beralih ke duet SBY-Kalla.
Bagaimana tanggapan kubu Partai Demokrat? Syarief Hasan mengatakan, pihaknya tak bisa menghalangi keinginan Partai Golkar untuk mencalonkan Kalla. Demokrat sendiri masih optimistis partainya mendapat hasil signifikan. "Pak SBY masih menjadi pemimpin yang diinginkan rakyat, seperti pada 2004 lalu," ujarnya.
Secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Indonesia Andrinof A. Chaniago menilai, pada dasarnya PKS siap berkoalisi dengan siapa pun. Sebab, massa PKS yang sangat solid akan selalu tunduk pada intruksi elitenya.
JAKARTA - PDIP ingin sekali memanfaatkan perpecahan duet Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Sekjen PDIP Pramono Anung menilai berpisahnya
BERITA TERKAIT
- Litbang Kompas: RK-Suswono Unggul di Kalangan Gen Z dan Gen Y Jakarta
- Kader NasDem Alihkan Dukungan, Terpesona Program Pro Rakyat Agustiar-Edy
- Ansar Ahmad jadi Pilihan Utama Bangso Batak Marsada Batam Untuk Memimpin Kepri
- Ada Hoaks Soal Pram-Rano, Tim Pemenangan: Saatnya Beradu Gagasan Untuk Jakarta
- Persiapan Cagub Ahmad Syaikhu Menjelang Debat Perdana Pilgub Jabar
- Kasus Judol di Kemenkomdigi, Meutya Mengaku Mencekam, Sebut soal Polri