Kalla-SBY Bercerai, PDIP Merasa Untung

Kalla-SBY Bercerai, PDIP Merasa Untung
PENJAJAKAN- Presiden PKS Tifatul Sembiring, bersama Ketua DPP Partai Golkar Burhanuddin Napitupulu (kedua kanan), Sekjen PDIP Pramono Anung (kedua kiri), dan Ketua Fraksi Demokrat Syarief Hasan saat acara dialog "persaingan tiga blok,Blok M,blok S dan Blok J sebagai calon presiden" di DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Agung Rahmadiansyah/www.radarsby.com
Tifatul mengatakan, komitmen Kalla tak cukup. Yang dibutuhkan PKS adalah kepastian dukungan dari mesin politik. "Harus ada kepastian dukungan secara organisasi. Kalau itu ada, berarti capres yang diusung benar-benar diperjuangkan oleh semua aktivis Partai Golkar," katanya.

Tifatul tak ingin apa yang terjadi pada Pemilu 2004 terulang. Saat itu hasil konvensi Partai Golkar memutuskan Wiranto-Solahuddin Wahid sebagai pasangan capres. Namun, kader Golkar justru beralih ke duet SBY-Kalla.

Bagaimana tanggapan kubu Partai Demokrat? Syarief Hasan mengatakan, pihaknya tak bisa menghalangi keinginan Partai Golkar untuk mencalonkan Kalla. Demokrat sendiri masih optimistis partainya mendapat hasil signifikan. "Pak SBY masih menjadi pemimpin yang diinginkan rakyat, seperti pada 2004 lalu," ujarnya.

Secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Indonesia Andrinof A. Chaniago menilai, pada dasarnya PKS siap berkoalisi dengan siapa pun. Sebab, massa PKS yang sangat solid akan selalu tunduk pada intruksi elitenya.

JAKARTA - PDIP ingin sekali memanfaatkan perpecahan duet Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Sekjen PDIP Pramono Anung menilai berpisahnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News