Kalla Tinjau Padi di Bawah Gedung
Senin, 02 Februari 2009 – 07:47 WIB
Untuk menanam padi, misalnya, dipakai bak tanah yang dirancang khusus. Airnya diganti secara otomatis setiap hari. Secara berkala juga diberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh.
Di lokasi yang juga disebut Pasona O2 itu, lahan padi hanya seluas 6 x 5 meter. GM Pasona O2 Yasuyuki Nambu mengatakan, padi tersebut bisa dipanen 3-4 kali setahun. Setiap panen, bisa menghasilkan 20 kg padi. ''Jadi, kalau setiap keluarga memiliki seperti ini, bisa mencukupi kebutuhan makanan pokoknya,'' kata Nambu.
Secara kualitas, beras yang dihasilkan dari Pasona setara dengan beras yang ditanam di areal persawahan. Bedanya, biaya produksinya tentu jauh lebih mahal daripada menanam padi di sawah. Kuantitasnya juga terbatas, bergantung pada luas lahan di dalam gedung.
Proyek Pasona O2 didirikan sejak 11 Februari 2005. Tujuan proyek ini, kata Nambu, sementara bukan untuk komersiil, tapi masih percontohan. Sebab, kalau hasilnya dijual, harganya bisa tiga kali lipat harga di pasar. Misalnya, untuk selada, harga di supermarket sekitar 100 yen per ikat, kalau memakai teknologi ini bisa mencapai 250 yen. Sebab, teknologi ini membutuhkan energi yang besar, karena mengandalkan lampu.
TOKYO - Jepang selalu memiliki terobosan teknologi. Untuk mengatasi makin sempitnya lahan, para ilmuwan Negara Sakura itu berhasil mengembangkan
BERITA TERKAIT
- Honorer Sowan ke Istana, Ada Jalan Terang untuk R2 & TMS PPPK Tahap 1
- Menko AHY: Tol Semarang-Demak Pakai 7,3 Juta Bambu untuk Mengatasi Kemacetan & Rob
- Guntur PDIP Heran KPK Ingkari Janjinya Sendiri, Padahal Warga Banyak Laporkan Jokowi
- Kepala Disnakertrans Sumsel Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Izin K3
- Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Pimpinan MPR: Tetap Waspada
- Pemkot Bandung Larang Aktivitas Cari Koin di Taman, Ini Alasannya