Kamar sempit, Rombongan Jatim di Sel Penjahat Zaman Belanda
Senin, 04 Februari 2013 – 10:01 WIB
Letak pintu satu dengan pintu lain juga agak berjauhan. Misalnya, kamar pertama memiliki pintu di kanan. Pintu kamar kedua di sebelah kiri. Tiap dua kamar disekat dengan tiang yang didesain agak menonjol ke depan. Supaya penghuni yang pintu kamarnya berdekatan tetap tidak bisa berbincang karena terhalang tiang.
Untuk berbincang dengan penghuni di depan kamar yang berhadap-hadapan juga sulit. Sebab, jaraknya juga lebar. Lorong yang memisahkannya berukuran 7 meter. "Tidak mungkin penghuni berbicara dengan berteriak-teriak," sambung Kepala Seksi Bimbingan Kemasyarakatan Pius Harjadi.
Meski demikian, pengamanan tetap dilakukan secara maksimal. Setidaknya, dengan sistem seperti itu, kongkalikong antarnapi untuk lari juga terbatas. Itu pula yang menjadi salah satu pertimbangan Lapas Sukamiskin dijadikan lapas khusus untuk koruptor. Pasalnya, pengamanan dan pengawasannya cukup bagus.
Hal tersebut ditunjang dengan desain bangunan model art deco. Bila dilihat dari udara atau tempat yang tinggi, bangunan penjara bergaya arsitektur Eropa itu berbentuk trapesium. Semua sayap dapat diawasi. Sebab, tidak ada kamar yang tersembunyi. Masing-masing terlihat dari luar. Desain tersebut juga membuat sirkulasi udara di setiap kamar lancar dan kamar tidak pengap.
SUASANA blok hunian Lapas Kelas I Sukamiskin begitu sepi pada malam hari. Jawa Pos yang pada suatu malam mengunjungi lapas yang kini menjadi rumah
BERITA TERKAIT
- AIA Health X Hadir Beri Perlindungan Optimal dengan Harga Terjangkau
- Pengemudi Taksi Ini Bantu Lansia Pulang ke Rumah, Andre: Pahlawan di Jalanan
- Pekan TV Fujian dan MNC Jalin Kerja Sama, Siap Perkenalkan Budaya Quanzhou di Tanah Air
- Jebolan Indonesian Idol Ini Bakal Sepanggung Lagi di Malam Puncak Ulang Tahun MNC Group
- Terima Aspirasi Aliansi Pejuang Seleksi CPNS 2024, Paul Finsen Mayor Berharap Prabowo Turun Tangan
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa