Kamar sempit, Rombongan Jatim di Sel Penjahat Zaman Belanda

Kamar sempit, Rombongan Jatim di Sel Penjahat Zaman Belanda
Kamar sempit, Rombongan Jatim di Sel Penjahat Zaman Belanda
Letak pintu satu dengan pintu lain juga agak berjauhan. Misalnya, kamar pertama memiliki pintu di kanan. Pintu kamar kedua di sebelah kiri. Tiap dua kamar disekat dengan tiang yang didesain agak menonjol ke depan. Supaya penghuni yang pintu kamarnya berdekatan tetap tidak bisa berbincang karena terhalang tiang.

 

Untuk berbincang dengan penghuni di depan kamar yang berhadap-hadapan juga sulit. Sebab, jaraknya juga lebar. Lorong yang memisahkannya berukuran 7 meter. "Tidak mungkin penghuni berbicara dengan berteriak-teriak," sambung Kepala Seksi Bimbingan Kemasyarakatan Pius Harjadi. 

 

Meski demikian, pengamanan tetap dilakukan secara maksimal. Setidaknya, dengan sistem seperti itu, kongkalikong antarnapi untuk lari juga terbatas. Itu pula yang menjadi salah satu pertimbangan Lapas Sukamiskin dijadikan lapas khusus untuk koruptor. Pasalnya, pengamanan dan pengawasannya cukup bagus.

 

Hal tersebut ditunjang dengan desain bangunan model art deco. Bila dilihat dari udara atau tempat yang tinggi, bangunan penjara bergaya arsitektur Eropa itu berbentuk trapesium. Semua sayap dapat diawasi. Sebab, tidak ada kamar yang tersembunyi. Masing-masing terlihat dari luar.  Desain tersebut juga membuat sirkulasi udara di setiap kamar lancar dan kamar tidak pengap.

 

SUASANA blok hunian Lapas Kelas I Sukamiskin begitu sepi pada malam hari. Jawa Pos yang pada suatu malam mengunjungi lapas yang kini menjadi rumah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News