Kamboja Lockdown Gegara Corona, Warganya Terancam Kelaparan
Angka infeksi tiba-tiba melonjak
Kamboja telah mengalami lebih dari 11.700 infeksi COVID-19 dan hampir 90 kematian sejak dimulainya pandemi.
Jumlahnya rendah dibandingkan dengan negara lain, tetapi wabah yang baru pecah ini adalah yang paling serius dan telah menyebar dengan cepat.
Pihak berwenang mengatakan, lonjakan kasus ini dimulai di komunitas ekspatriat Tiongkok pada akhir Februari, sebelum jumlah kasus membengkak bulan ini.
Varian virus corona Inggris B117 telah terdeteksi di Kamboja, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan negara itu di ambang "tragedi nasional".
Pada awal April, jumlah kasus harian di Kamboja tercatat hanya beberapa saja, tapi kini selama seminggu terakhir telah naik menjadi lebih dari 500 kasus sehari.
Kemarin tercatat 880 infeksi harian.
Sebuah grup Telegram Pemerintah yang dibuat baru-baru ini untuk orang-orang yang mencari bantuan makanan darurat telah menerima ribuan permintaan, dan orang-orang juga telah pergi ke media sosial dengan cerita tentang keputusasaan.
"Kami telah menerima pesan dari semakin banyak orang yang membandingkan situasi saat ini dengan periode Khmer Merah," kata Nally.
Kamboja berhasil mengekang virus corona selama setahun terakhir, tapi kini saat infeksi melonjak, penduduk yang di-lockdown terancam kelaparan karena mereka dilarang keluar rumah sementara paket bantuan pemerintah kerap terlambat dan tidak merata
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing