Kamboja Lockdown Gegara Corona, Warganya Terancam Kelaparan
"Saya tidak bisa keluar untuk mencari uang dan kami menghadapi tantangan lain yaitu kekurangan makanan," katanya kepada ABC.
"Dan saya takut jika lebih banyak orang tertular COVID-19, kami tidak akan memiliki cukup makanan karena kami tidak tahu kapan [lockdown] akan selesai."
Pemerintah menolak bantuan dari LSM
Pada konferensi pers awal pekan ini, Wakil Gubernur Kota Phnom Penh Nuon Pharath mengatakan pihak berwenang telah bekerja keras untuk membantu orang.
“Pembagian pangan sudah dialokasikan pada tempat yang tepat dan diberikan kepada masyarakat yang tepat, serta dilakukan dengan aman,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa karena begitu banyak orang yang membutuhkan, tidak mungkin untuk membagikan paket makanan dengan cepat, tetapi tim distribusi bekerja secepat mungkin dan akan terus melakukannya.
Media Kamboja melaporkan bahwa Raja Norodom Sihamoni dan Ibu Suri Norodom Monineath Sihanouk telah menyumbangkan ribuan ton makanan dan 950 kotak air minum kepada pihak berwenang untuk dibagikan di zona merah.
Pihak berwenang telah memberlakukan lockdown di Phnom Penh dan Takhmao hingga setidaknya 5 Mei.
LSM seperti LICADHO dan Equitable Cambodia mengatakan pihak berwenang perlu menerima bantuan mereka.
Kamboja berhasil mengekang virus corona selama setahun terakhir, tapi kini saat infeksi melonjak, penduduk yang di-lockdown terancam kelaparan karena mereka dilarang keluar rumah sementara paket bantuan pemerintah kerap terlambat dan tidak merata
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara