Kamerun Kembali jadi Raja Afrika
"Memang benar ketika datang ke Kamerun setahun yang lalu, saya menemukan sekelompok pemain yang tidak termotivasi. Jadi saya harus mengubah itu," ucap Broos seperti dilansir Soccerway.
"Mereka datang tidak demi bermain untuk tim nasional, tetapi karena mereka diwajibkan. Karena pelatih meminta mereka untuk datang. Jadi, saya mengubah komposisi dan menaruh beberapa pemain muda lalu kami mulai melakukan pekerjaan yang baik," imbuhnya.
Kemenangan di Gabon bukan target puncak Kamerun. Mereka merasa masih bisa lebih baik dan mengejar target yang lebih tinggi, yaitu berprestasi di Piala Dunia 2018.
"Kami memiliki tim yang masih belum pada tingkat tertinggi. Kami bisa lebih baik, saya pikir ini hanya awal. Ini bukan sekelompok pemain sepak bola, ini adalah teman bermain. Itu sebabnya para pemain di bangku cadangan terus memotivasi. Melawan Senegal, melawan Ghana dan hari ini melawan Mesir, semua pemain membuat perbedaan," urai pelatih asal Belgia itu.
"Apa yang benar-benar penting bagi saya adalah hasil. Saya senang bahwa kami telah memenangi trofi ini. Menunjukkan bahwa kami telah bekerja dengan baik - terutama selama bulan-bulan terakhir," pungkasnya. (ira/jpg/jpnn)
Kamerun akhirnya menuntaskan dahaganya selama 15 tahun di ajang Piala Afrika. Setelah terakhir menjadi juara di tahun 2002, Kamerun akhirnya kembali
Redaktur & Reporter : Adek
- Sebastien Haller, Penyintas Kanker yang Jadi Pahlawan Pantai Gading di Piala Afrika 2023
- Pantai Gading, dari Pesakitan Sampai ke Final Piala Afrika 2023
- Timnas Kamerun Tutup Pintu untuk Andre Onana?
- Piala Afrika 2023: Pantai Gading Bikin Kejutan, Juara Bertahan Tumbang
- Pukul Mesir, Kongo Masuk Perempat Final Piala Afrika 2023
- Piala Afrika 2023: Pelatih Senegal Dilarikan ke RS Setelah Timnya Tembus 16 Besar