Kamp Imigran di Lybia Dibombardir, Puluhan Anak-Anak Jadi Korban
jpnn.com, TRIPOLI - Hanggar di Tajoura, Tripoli, Libya, itu luluh lantak. Mayat, potongan tubuh, dan darah bercampur dengan serpihan bangunan. Selasa malam (2/7) bangunan yang dialihfungsikan sebagai pusat detensi imigran itu dibombardir. Setidaknya 44 imigran tewas dan lebih dari 80 orang lainnya luka-luka.
"Pengeboman ini jelas merupakan kejahatan perang," tegas Juru Bicara UNHCR Charlie Yaxley sebagaimana dikutip BBC. Penduduk sipil seharusnya tidak menjadi target serangan.
Korban jiwa bisa terus bertambah karena evakuasi belum usai. Anggota kelompok dialog politik di Libya yang didukung PBB Guma El-Gamaty mengungkapkan, perempuan dan anak-anak ikut menjadi korban.
Sementara itu, dokter Khalid bin Attia dari Kementerian Kesehatan Libya menyebutkan bahwa lokasi kejadian benar-benar kacau. "Orang-orang di mana-mana, kamp itu hancur, orang-orang menangis dan listrik padam. Ada trauma psikologis," jelas Attia.
BACA JUGA: Imigran dari Berbagai Penjuru Menantang Maut demi Tanah Harapan, Amerika Serikat
Hingga kemarin, Rabu (3/7), belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut. Pemerintah Libya menuding pemberontak yang dipimpin Jenderal Khalifa Haftar sebagai pelakunya.
Sejak awal April, mereka memang berusaha mengambil alih Tripoli. Di sisi lain, kelompok Khalifa Haftar balik menuding pemerintah Libya sebagai pelakunya.
Tajoura memiliki beberapa kamp militer. Baik itu yang dikelola militer resmi maupun kelompok bersenjata pro pemerintah. Selama ini pasukan Khalifa Haftar selalu menyerang kamp-kamp tersebut.
Selasa malam (2/7) bangunan yang dialihfungsikan sebagai pusat detensi imigran itu dibombardir. Setidaknya 44 imigran tewas dan lebih dari 80 orang lainnya luka-luka.
- Imigran Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Jumlahnya 93 Orang
- Cacar Monyet Jadi Masalah Kesehatan Publik Utama di Afrika
- Afrika Minta Barat Kucurkan Rp 9,2 T untuk Penanganan Cacar Monyet
- China Janji Guyur Afrika dengan Hibah Militer Rp 2,1 T
- Menparekraf: HLF-MSP dan IAF ke-2 2024 Perkuat Citra Indonesia di Kawasan Afrika
- Tutup Forum Parlemen RI-Afrika, Puan: Lawan Kebijakan yang Hambat Kemajuan Negara Berkembang