Kampanye Antikorupsi lewat Film

Kampanye Antikorupsi lewat Film
Nicholas Saputra. Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos
Film tersebut merupakan film nonkomersial. Karena itu, pemutarannya berbentuk road show ke kota-kota dan SMA. Dengan begitu, Nico berpendapat bahwa pesan dalam film justru akan sampai. "Setahu saya, film ini nanti diputer ke SMA-SMA. Mereka adalah generasi penting bangsa. Jadi, kalau diputer di sana, pasti akan pas," tegasnya.

Dia percaya, cerita film yang sederhana dan mengambil tema kehidupan sehari-hari itu bisa mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia.

"Saya memang tertarik pada hal yang sederhana. Kebetulan, yang diperankan di sini tentang seseorang yang mau nikah dan ada KUA di sini sebagai contoh institusi. Korupsi itu kan memang dari sikap dan pemikiran yang korup. Buang sampah aja itu sudah termasuk pemikiran korup," ucapnya.

Bermain dalam film yang bermisi seperti itu, Nico mengaku tidak terbebani. Dia memang tidak mau menjadikannya sebagai beban. Apalagi, berbuat jujur merupakan kebiasaannya sejak kecil.

"Saya punya pemahaman kejujuran sejak kecil. Ayah saya yang mengajarkan. Ayah saya itu orang yang paling jujur. Saya juga sering dapat cerita kejujuran dari kakek," ungkapnya. (jan/c5/any)

JAKARTA - Nicholas Saputra main film lagi. Kali ini dia berperan dalam film kampanye antikorupsi yang dibuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News