Kampanye Dirty Nickel Harus Diwaspadai oleh Pengusaha Tambang
jpnn.com, JAKARTA - Serangan kampanye dirty nickel atau nikel kotor yang dilakukan negara Barat harus diwaspadai oleh pengusaha nasional.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Tri Winarno menekankan perusahaan-perusahaan tambang harus beroperasi sesuai dengan aturan yang berlaku, termasuk terkait pascatambang.
Hal itu disampaikan Tri Winarno seusai menghadiri seminar nasional pertambangan yang digelar Ikatan Alumni Tambang (Ikata) UPN Veteran Yogyakarta, di Jakarta, Selasa (24/9).
Tri Winarno mengatakan dirty nickel dikampanyekan oleh Australia lantaran perusahaan tambang di negara tersebut kalah bersaing dengan Indonesia. Hal ini mengingat harga nikel Indonesia jauh lebih murah.
"Australia memang sudah komplain terhadap nikel kita karena gara-gara nikel Indonesia harga nikel langsung drop, nah, padahal case cost (biaya litigasi) kita relatif kecil dibanding negara lain," kata Tri Winarno.
Menurut dia, kampanye yang dilancarkan Australia itu perlu diantisipasi oleh perusahaan-perusahaan tambang dengan pengelolaan lingkungan yang baik dengan penerapan good mining practice dan sebagainya.
Hal itu yang akan membuat nikel Indonesia masih bisa bersaing dengan negara-negara lain.
"Jadi, dirty nickel itu kita upayakan supaya dirty nickel itu tidak menjadi dirty nickel. Nah, kita bareng-bareng lah kita hadapi itu, tetapi kita juga komitmen untuk melakukan penambangan yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan," kata dia.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Tri Winarno menekankan perusahaan-perusahaan tambang harus beroperasi sesuai dengan aturan yang berlaku.
- Berhasil Memimpin MIND ID, Hendi Prio Sabet Penghargaan
- Indonesia Wilayah Paling Strategis, Ketum LDII: Kita Harus Siap Bela Negara
- Berikut Pemenang Lomba Instagram Reels ISDS Bertema ‘Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia’
- Menteri Bahlil Sebut Muhammadiyah Bakal Kelola Tambang Milik Andaro Energy
- Hidup Baru Nurhadi
- Kabar Gembira, 2025 UMP Jakarta Naik 6,5 Persen