Kampanye Makanan Lokal, Ayam pun Harus Bahagia
Rabu, 07 November 2012 – 08:10 WIB
Ibu seorang putra itu menyebutkan, Slow Food kali pertama didirikan di Indonesia pada 2006 oleh Gregory Ernoult, seorang ekspatriat yang berprofesi sebagai chef atau koki. Ketika itu, Ernoult yang berdomisili di Kompleks Lippo Karawaci, Tangerang, mendirikan Slow Food Convivium Karawaci. Namun, perkumpulan tersebut tidak berlanjut karena Ernoult pindah ke Singapura.
Peraih gelar master di bidang hukum dari King"s College, London, Inggris, yang kini menekuni profesi sebagai konsultan dan pengusaha di bidang produk pangan tersebut mulai tertarik dengan gerakan Slow Food pada 2010. Sejak itu, dia langsung mendaftarkan diri sebagai anggota Slow Food International. Dan baru pada awal 2012 Helianti membentuk Slow Food Convivium Kemang.
"Nilai-nilai Slow Food ini sejalan dengan bisnis saya di Javara," ungkap perempuan kelahiran Jember, Jatim, 1971, itu. Javara adalah perusahaan dalam bidang pengembangan bahan pangan yang didirikan Helianti.
Selain Slow Food Convivium Kemang yang dipimpin Helianti, saat ini ada Slow Food Convivium Ubud yang beranggota para ekspatriat yang tinggal di Bali serta Slow Food Convivium Depok. Total anggota komunitas tersebut sudah mendekati 100 orang.
UPAYA melawan efek buruk makanan cepat saji atau fast food terus menguat. Namanya gerakan Slow Food. Berawal dari Italia, gerakan itu kini sudah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408