Kampanye Makanan Lokal, Ayam pun Harus Bahagia
Rabu, 07 November 2012 – 08:10 WIB
MAKANAN SEHAT: Helianti Hilman di depan gerai tanaman organiknya di Kemang, Jakarta. Foto: Ahmad Baidhowi/JAWA POS
Latar belakang mereka beragam. Ada pengusaha, karyawan, aktivis lingkungan, chef, guru, jurnalis, hingga ibu rumah tangga. "Dalam Slow Food, yang utama adalah kualitas anggota, bukan kuantitas. Jadi, semua adalah anggota aktif, tidak ada anggota pasif," sebutnya.
Helianti mengatakan, gerakan Slow Food bertumpu pada tiga nilai, yakni good, clean, dan fair. Good berarti makanan itu terasa enak dan segar serta merupakan bagian dari budaya lokal. Clean bermakna makanan itu diproduksi tanpa menggunakan bahan-bahan kimia yang mencemari lingkungan. Fair berarti harus ada keadilan dalam proses produksi atau cara mendapatkan makanan tersebut.
"Semua anggota komunitas Slow Food harus berupaya semaksimal mungkin untuk hanya memakan makanan yang memenuhi tiga nilai tersebut," tegasnya.
Apa bedanya dari makanan organik" Menurut Helianti, makanan yang masuk kategori Slow Food sudah pasti organik karena tidak menggunakan bahan kimia seperti pupuk kimia atau pestisida. Namun, tidak semua makanan organik masuk kategori Slow Food karena harus juga memenuhi konsep fair.
UPAYA melawan efek buruk makanan cepat saji atau fast food terus menguat. Namanya gerakan Slow Food. Berawal dari Italia, gerakan itu kini sudah
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu