Kampanye Makanan Lokal, Ayam pun Harus Bahagia

Kampanye Makanan Lokal, Ayam pun Harus Bahagia
MAKANAN SEHAT: Helianti Hilman di depan gerai tanaman organiknya di Kemang, Jakarta. Foto: Ahmad Baidhowi/JAWA POS
Konsep fair dalam gerakan Slow Food diterjemahkan sebagai keadilan untuk semua. Pertama, keadilan untuk konsumen dan produsen. Artinya, dari sisi harga, bahan pangan tidak boleh dijual terlalu mahal sehingga memberatkan konsumen, namun juga tidak boleh terlalu murah karena bisa mematikan usaha produsen atau petani.

Kedua, konsep yang cukup unik, yakni keadilan untuk binatang yang akan dimakan. Karena itu, anggota gerakan Slow Food sangat anti makanan dari daging ayam broiler. Menurut Helianti, peternakan ayam broiler merupakan contoh buruk perlakuan manusia terhadap binatang ternak.

"Bayangkan, ayam-ayam itu hidup berdesak-desakan dalam kandang yang sangat sempit, tak bisa bergerak, disuntik hormon penggemuk dan estrogen perangsang telur serta antibiotik. Sungguh tidak berperikebinatangan. Karena itu, komunitas Slow Food sangat against (melawan/anti, Red) dengan peternakan semacam itu," ujarnya dengan mimik wajah serius, dua tangannya terkepal erat pertanda gemas.

Di negara-negara lain, komunitas Slow Food hanya memakan daging binatang yang diternak secara baik, termasuk tidak diberi makanan yang mengandung bahan kimia. Di Indonesia, kata Helianti, contoh pilihannya adalah ayam kampung.

UPAYA melawan efek buruk makanan cepat saji atau fast food terus menguat. Namanya gerakan Slow Food. Berawal dari Italia, gerakan itu kini sudah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News