Kampanye Makanan Lokal, Ayam pun Harus Bahagia
Rabu, 07 November 2012 – 08:10 WIB
Konsep fair dalam gerakan Slow Food diterjemahkan sebagai keadilan untuk semua. Pertama, keadilan untuk konsumen dan produsen. Artinya, dari sisi harga, bahan pangan tidak boleh dijual terlalu mahal sehingga memberatkan konsumen, namun juga tidak boleh terlalu murah karena bisa mematikan usaha produsen atau petani.
Kedua, konsep yang cukup unik, yakni keadilan untuk binatang yang akan dimakan. Karena itu, anggota gerakan Slow Food sangat anti makanan dari daging ayam broiler. Menurut Helianti, peternakan ayam broiler merupakan contoh buruk perlakuan manusia terhadap binatang ternak.
"Bayangkan, ayam-ayam itu hidup berdesak-desakan dalam kandang yang sangat sempit, tak bisa bergerak, disuntik hormon penggemuk dan estrogen perangsang telur serta antibiotik. Sungguh tidak berperikebinatangan. Karena itu, komunitas Slow Food sangat against (melawan/anti, Red) dengan peternakan semacam itu," ujarnya dengan mimik wajah serius, dua tangannya terkepal erat pertanda gemas.
Di negara-negara lain, komunitas Slow Food hanya memakan daging binatang yang diternak secara baik, termasuk tidak diberi makanan yang mengandung bahan kimia. Di Indonesia, kata Helianti, contoh pilihannya adalah ayam kampung.
UPAYA melawan efek buruk makanan cepat saji atau fast food terus menguat. Namanya gerakan Slow Food. Berawal dari Italia, gerakan itu kini sudah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408