Kampanye Makanan Lokal, Ayam pun Harus Bahagia
Rabu, 07 November 2012 – 08:10 WIB
Helianti menyebutkan, salah satu kendala yang dihadapi komunitas Slow Food adalah tidak mudahnya mendapat makanan yang memenuhi konsep good, clean, dan fair. Di kota besar seperti Jakarta memang terdapat beberapa supermarket yang khusus menjual bahan pangan organik. Namun, harganya relatif lebih tinggi. "Jadi, opsinya adalah menanam sendiri," ucapnya.
Karena itu, Helianti menegaskan bahwa Slow Food bukanlah komunitas yang hanya bisa diikuti orang kaya. Buktinya, di negara-negara Afrika, banyak anggota Slow Food yang justru masyarakat miskin yang hidupnya dibantu dan diberdayakan untuk berkebun atau beternak sesuai dengan nilai-nilai Slow Food.
Lalu, apa yang sudah dilakukan komunitas Slow Food" Menurut Helianti, di tingkat internasional, ada ajang tahunan bernama Terra Madre. Pada 23"28 Oktober lalu, Helianti bersama beberapa anggota dan petani lokal menghadiri acara tersebut di Italia.
Dalam acara tersebut, program-program Slow Food dari seluruh dunia dipaparkan agar peserta dari berbagai negara bisa mencontoh. "Terra Madre juga menjadi ajang penghargaan bagi para petani lokal dari berbagai negara," jelasnya.
UPAYA melawan efek buruk makanan cepat saji atau fast food terus menguat. Namanya gerakan Slow Food. Berawal dari Italia, gerakan itu kini sudah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408