Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan

Australia akan menggelar pemilihan umum pada 3 Mei mendatang, dan saat ini sedang masa kampanye.
Berbeda dengan di Indonesia, jalanan di Australia tidak dihiasi spanduk atau baliho besar dengan wajah para politisi, sehingga kurang terasa kalau Australia sedang menggelar pesta demokrasi.
Meskipun tetap ada, tapi jumlahnya sangat sedikit serta berukuran lebih kecil dibandingkan di Indonesia.
Setidaknya, itu yang dirasakan Sita Dewi, warga Indonesia yang sedang mengambil S3 di Australian National University.
Sita mengatakan suasana kampanye pemilu di Australia "terasa sepi" bila dibandingkan dengan di Indonesia yang "sangat meriah."
"[Di Indonesia] baliho, poster, stiker di mana-mana," katanya.
"Dan terkadang lucu juga karena [di Indonesia] ... kandidat dari partai yang sama itu sebenarnya bersaing satu sama lain ... jadi kadang-kadang di tiang listrik ada stiker, tapi besoknya sudah ditumpuk sama stiker kandidat lain."
Ia mengatakan meski ada sebagian yang berpendapat alat peraga kampanye di Indonesia menjadi "polusi pemandangan", Sita merasa keberadaannya membantu meramaikan suasana pemilu.
Gaya kampanye politisi di Australia lebih menjual kebijakan dan program yang akan mereka lakukan jika nanti terpilih
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Hasil Babak Grup Piala Asia U-17 2025: Indonesia dan Uzbekistan Digdaya, Australia Apes
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam