Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan

Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
Australia sedang menyongsong pemilu yang akan diadakan pada 3 Mei 2025. (ABC News: Danielle Bonica)

Sementara menurutnya Partai Buruh, yang berhaluan kiri, cenderung menetapkan pajak yang lebih tinggi sehingga bisa memberikan bantuan sosial yang lebih banyak.

Indonesia lebih memaafkan politisi

Profesor Edward mengatakan sikap masyarakat Australia dan Indonesia pun berbeda ketika menyikapi para politisi.

"Pada umumnya kalau kita melihat survei politik misalnya, tingkat kepuasan terhadap … lembaga [pemerintahan] Indonesia cenderung lebih tinggi," katanya.

"Tafsiran yang bisa kami lakukan adalah memang masyarakat Indonesia itu cenderung memaafkan, cenderung menerima atau sebagian enggak mengkritik para pemimpinnya."

Sementara ia mengatakan di Australia "sinisme cukup meluas."

"Sehingga kalau sebuah partai ketika dipilih kemudian mengingkari janjinya, sebagian masyarakat [Australia] akan mengatakan 'memang begitulah para politisi selalu, pengkhianat'," katanya.

"Itu pun bisa berakibat fatal bagi partai yang berkuasa."

Ia mencontohkan kasus mantan perdana menteri Australia Tony Abbott yang berjanji tidak akan memotong anggaran pendidikan dan kesehatan, namun malah melakukannya ketika menang.

Gaya kampanye politisi di Australia lebih menjual kebijakan dan program yang akan mereka lakukan jika nanti terpilih

Sumber ABC Indonesia
JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News