Kampung Minoritas Muslim: Simbol Tegaknya Antarumat Beragama

Kampung Minoritas Muslim: Simbol Tegaknya Antarumat Beragama
Masjid Ibadurrohman menjadi pusat kegiatan umat Islam di Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan menjadi simbol tegaknya antarumat beragama. Foto Indra Mufarendra/Radar Malang/JPNN.com

Sejak saat itu hingga kini, Masjid Ibadurrohman masih menjadi satu-satunya tempat ibadah umat Islam di Desa Sidoasri. Karena itu, seluruh kegiatan, termasuk salat Jumat, hanya diadakan di masjid ini. Juga tempat mengaji anak-anak.

Di masjid ini, Tiksan membuat sistem ngaji ala pesantren. Materinya tidak hanya belajar Alquran, tapi juga hadis dan ilmu fikih.

Tiksan mengatakan, Masjid Ibadurrohman bisa menampung hingga 200 jamaah.

”Tapi pernah suatu ketika jamaah Jumat-nya hanya empat orang. Itu terjadi ketika arus sungainya deras, sementara jembatannya belum ada,” kisah pria yang pernah mondok di Pondok Pesantren Fatkhul Ulum Tirtoyudo ini.

Lebih lanjut, Tiksan mengungkapkan, selama bertahun-tahun hubungan antara umat muslim dengan nasrani di Desa Sidoasri berjalan baik. Bahkan, pernikahan antaragama acapkali terjadi di desa ini.

”Ada pasangan suami istri yang tetap berbeda keyakinan, ada juga yang akhirnya masuk Islam,” ujar dia.

Tak jauh-jauh, Tiksan sendiri menjadi salah satu contohnya. Dinik Kusniawati, sang istri, dulunya beragama Kristen. Ketika menikah, Dinik sudah mualaf (masuk Islam).

”Meski begitu, mertua dan saudara dari istri saya tetap nonmuslim,” ujar dia.

Masjid Ibadurrohman menjadi pusat kegiatan umat Islam di Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan menjadi simbol tegaknya antarumat beragama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News