Kamrussamad: Kontribusi PNBP Belum Optimal
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad menyayangkan porsi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang belum optimal meskipun pendapatan negara mengalami peningkatan.
"Meskipun pendapatan negara meningkat, tetapi porsi PNBP dibanding total pendapatan negara masih belum optimal," kata Kamrussamad dalam keterangannya, Sabtu (2/7).
Politikus Partai Gerindra itu mengapresiasi meningkatnya pendapatan negara, yang pada 2021 mencapai Rp 2.011 triliun.
Menurutnya, ini adalah pencapaian di atas 100 persen pertama kali sejak 12 tahun terakhir.
"Akan tetapi, sayangnya proporsi PNBP kita masih rendah," ungkap dia.
Menurutnya, berdasar catatan Kementerian Keuangan, pendapatan negara terdiri dari penerimaan perpajakan Rp 1.547,8 triliun, PNBP Rp 458,5 triliun, dan penerimaan hibah Rp 5 triliun. "Kalau dilihat dari total pendapatan negara, proporsi PNBP hanya 22 persen," kata Kamrussamad.
Dia mengatakan pada 2018, porsi PNBP ada di 21 persen, sempat turun pada 2019 di angka 20 persen.
"Jadi, meskipun trennya meningkat, tetapi peningkatannya tidak signifikan. Padahal di 2005, porsi PNBP bisa mencapai 30 persen dari total pendapatan negara," ungkapnya.
Kamrussamad menyoroti potensi PNBP yang belum optimal, meskipun pendapatan negara mengalami peningkatan.
- Ini Peran Bea Cukai dalam Mendukung Kinerja APBN Tetap On Track hingga November 2024
- PNBP 2024 Imigrasi Capai Rp 8,58 Triliun, Tertinggi Sepanjang Sejarah
- Sebaiknya Menteri LH Cabut Permen Kerugian Lingkungan Hidup Akibat Pencemaran
- Menkeu: APBN Defisit Rp 401 Triliun
- Komisi XI DPR RI Desak Apple Bertanggung Jawab Atas Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia
- Apresiasi Kinerja BNI, Ketua Komisi XI DPR: Ini adalah Bukti Inisiatif Digitalisasi