Kandang Banteng Cuma Mitos, Eks Ketua KPU Jateng Nilai Anies-Muhaimin Punya Peluang

Pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah yang berhadapan dengan petahana Ganjar Pranowo-Taj Yasin, tidak pernah diunggulkan sedikitpun.
Bahkan, sampai seminggu menjelang pencoblosan, elektabilitas keduanya masih mandeg di angka 12 persen.
"Tapi hasilnya (Sudirman-Ida memperoleh) 41,2 persen suara, hampir tiga setengah kali lipat. Itu salah satu contoh kenapa survei itu sebagai salah satu saja alat untuk melihat elektabilitas," paparnya.
Berkaca Pilkada 2018 tersebut, dan juga pilkada serentak dan pemilu sebelumnya, dia meyakini masyarakat Jawa Tengah sudah rasional dalam menentukan pilihan.
Karena hasil pilkada tidak didominasi partai tertentu.
"Itu tampak di masing-masing daerah itu tidak didominasi partai tertentu. Meskipun di beberapa daerah didominasi partai tertentu. Di situ saya melihat rasionalitas masyarakat cukup baik di Jawa Tengah," imbuhnya.
Dia pun menepis anggapan Jawa Tengah merupakan basis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Bahkan menurutnya, provinsi tersebut tidak layak disebut sebagai Kandang Banteng.
Dengan masuknya Ketum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres Anies, support yang sangat besar pun muncul dari Jawa Tengah dan Jawa Timur
- Bersaksi di Persidangan, Wahyu Mengaku Tak Punya Bukti Terima Uang dari Hasto
- Terungkap di Sidang, Saksi Tak Tahu Hasto Menyuap dan Merintangi Penyidikan
- Hasto Kristiyanto Merasa Jadi Korban Pemerasan dalam Sidang PAW Harun Masiku
- ATR/BPN: Hampir Seperlima Tanah di Jateng Belum Jelas Status Hukumnya
- Ini Kronologi Satgas Cakra Buana Mengamankan Penyusup di Sidang Hasto
- Internal PDIP Solid Menyambut Kongres, tetapi Butuh Biaya