Kanjuruhan dan Itaewon

Oleh: Dhimam Abror Djuarid

Kanjuruhan dan Itaewon
Para petugas mengevakuasi para korban perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, pada Sabtu (29/10) malam. Setidaknya 151 orang termasuk 19 WNA tewas karena berdesak-desakan pada perayaan Halloween di Itaewon. Foto: The Korea Herald

Bangsa Korea menunjukkan sikap sebagai bangsa yang bermartabat dan bertanggung jawab.

Etika publik ditegakkan dengan mengakui kesalahan dan meminta maaf secara terbuka.

Di Indonesia, yang terjadi adalah saling lempar tanggung jawab dan tidak ada satu orang pun yang berdiri dan mengakui secara terbuka kesalahannya.

Kalau hal ini dihubungkan dengan kualitas sebuah bangsa, maka terlihatlah bagaimana perbedaan kualitas pejabat publik di dua negara itu. 

Kepala Kepolisian Korea Selatan Yoon Hee-keun menyampaikan permohonan maaf terbuka atas tragedi itu.

Tidak perlu didemo, tidak perlu didesak. Dia dengan tulus mengakui kesalahan.

Di hadapan wartawan, Yoon membungkuk dan menyatakan dirinya bertanggung jawab atas tragedi paling mematikan bagi Korsel sejak 2014 itu.

Yoon mengakui bahwa respons polisi dalam menangani tragedi Halloween Itaewon tidak memadai, dan dia sebagai kepala polisi mengambil tanggung jawab sepenuhnya.

Tragedi Halooween Itaewon menewaskan 156 orang. Tragedi Kanjuruhan sejauh ini sudah menewaskan 135 orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News