Kanker sang Istri Mengantarkan ke Level Terhormat
Saat SD hingga SMP, sang guru besar itu berjualan koran dan menyemir sepatu di Stasiun Wonokromo.
Hidupnya juga dilewati di Terminal Joyoboyo. Seperti halnya di Stasiun Wonokoromo, di Joyoboyo Djoko juga mengais rezeki dengan berjualan koran dan menyemir sepatu. Uang hasil kerjanya digunakan untuk biaya sekolah.
”Meski tidak luput dari salah, bagi saya beliau adalah suami dan pendidik yang paripurna,” kata Andri yang jauh sebelum menjadi istri Djoko merupakan murid bimbingan belajarnya.
Lantaran berlikunya jalan yang dilewati, Djoko tidak ingin hasil penelitiannya berakhir di laboratorium setelah dimanfaatkan istrinya. Kini Djoko ingin memproduksi masal teh hijau yang sudah ditelitinya.
Untuk itu, Djoko menggandeng rekan-rekannya di Alfas (Alumni Fakultas Farmasi Unair di Surabaya) untuk memproduksi teh hijau tersebut.
Rencananya, ekstrak teh hijau itu diambil. Ekstrak tersebut berbentuk serbuk halus yang dikemas secara higienis.
”Kami nanti pasarkan ke wilayah Surabaya dan sekitarnya terlebih dahulu. Kami ingin apa yang saya teliti ini bisa membantu masyarakat untuk mencegah kanker, HIV/AIDS, dan mengobati TB,” jelas Djoko. (*/c7/ib)
KETEKUNAN Djoko Agus Purwanto selama 16 tahun dalam meneliti teh menuai hasil. Teh hijau ternyata bisa dimanfaatkan untuk mencegah dan menyembuhkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408