Kantong Plastik
Dokter Fathema (alumnus Universitas Indonesia) sekarang sudah menjadi dirut holding rumah sakit BUMN. Dengan total kapasitas 6.000 kamar.
Ada juga yang menyinggung soal alat tes Covid yang ditemukan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, itu. Yang saya tulis di Disway dua hari lalu.
Konon ada masalah besar: teknis peniupannya sulit. Yakni, ketika orang harus meniupkan udara ke dalam kantong plastik. Banyak yang gagal.
Saya pun melakukan klarifikasi ke penemu alat itu: Prof Dr Kuwat Triyana. Benarkah demikian.
Saya telanjur berharap banyak: GeNose yang ditemukan Prof Kuwat itu bisa menyelesaikan banyak hal di bidang testing Covid-19.
”Kasus gagal tiup itu terjadi ketika uji coba masih di tingkat awal,” ujar Prof Kuwat kemarin. ”Itu terjadi di bulan Oktober-November 2020,” tambahnya.
Waktu itu, katanya, yang digunakan adalah kantong plastik biasa. Orang meniupkan udara ke kantong itu. Lalu, plastiknya di-pluntir, diikat. Ketika udara itu dimasukkan ke alat GeNose, tidak bisa dibaca lagi.
Itu sudah diperbaiki. Sudah ada pemasok kantong plastik yang memenuhi syarat. Kantong plastik yang standar medis. Bukan standar makanan. Sudah dilengkapi kunci penutup.