Kantor Yayasan N7W Fiktif

Investigasi Tim Dubes RI di Swiss soal Vote Komodo

Kantor Yayasan N7W Fiktif
Kantor Yayasan N7W Fiktif
Apa tidak takut popularitas Komodo menurun? Dia tidak mengkhawatirkan hal itu. Alasannya, dari seluruh warga Swiss yang mengajukan visa melalui kedutaan besar akhir-akhir ini selalu dia tanya. Apakah mengenal Komodo dari yayasan N7W. Jawabannya, mereka bukan tahu dari N7W, melainkan sumber lain termasuk UNESCO.

Ke depan, Djoko berjanji untuk terus mencari tahu tentang yayasan tersebut. Termasuk mencari dari pemerintah Swiss yang sampai saat ini juga tidak tahu pasti mengenai yayasan tersebut. Yang dia yakini, Swiss melarang suatu organisasi atau perusahaan bisa beroperasi tanpa mendaftar nama dan alamat asli organisasi.

Itulah mengapa, kalau memang yayasan N7W bukan bisnis asal-asalan Bernard Weber, pasti teregister di pemerintah. Kalau ada argumen yang menyebut saat ini era virtual dan tidak perlu register alamat asli, dia mengatakan itu tidak mungkin bisa di Swiss. "Negara ini melarang pola seperti itu," ungkapnya.

Sementara itu, Duta Komodo Jusuf Kalla masih menanggapi enteng tentang tudingan miring yang dituduhkan beberapa kalangan tentang Voting Komodo. Apalagi tentang anggapan alamat fiktif kantor N7W seperti yang diterangkan  Djoko. "Swiss itu kan tidak seperti di kampung (di Indonesia), bahwa kalau cari alamat harus ke RT RW, sekarang sudah digital, kita kan cukup buka website, itu kan sudah jelas," katanya di Jakarta kemarin.

JAKARTA - Polemik terkait upaya membawa Pulau Komodo menjadi pemenang di The New Seven Wonders of the World (N7W) terus berlanjut. Kemarin (2/10),

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News