Kantor Yayasan N7W Fiktif
Investigasi Tim Dubes RI di Swiss soal Vote Komodo
Kamis, 03 November 2011 – 04:56 WIB
Namun, Emmi sendiri terkesan tidak konsisten. Dalam satu waktu, dia menyebut mampu menarik ribuan SMS dan sempat menyebut Komodo berada di urutan tertentu. Saat di desak berapa total SMS dan kenapa tidak ada di website N7W perolehan itu, dia langsung mengatakan jika ada mekanisme yang melarang mempublikasi jumlah SMS.
"Saya sendiri tidak tahu urutan berapa," tandasnya. Meski bertentangan dengan statemennya beberapa waktu lalu, dia tetap cuek. Baginya, yang paling penting adalah memenangkan Komodo menjadi keajaiban dunia ketimbang rebut urusan transparansi. Dia yakin, total semua SMS itu akan disampaikan saat pengumuman berlangsung.
Suara sumbang juga muncul dari pakar Komodo Professor Putra Sastrawan. Dia khawatir, jika Taman Nasional Komodo (TNK) menjadi tujuan pariwisata massal malah bisa mempercepat kepunahan hewan purba itu.
Bukan sekadar ocehan tanpa dasar, Putra mengatakan hal itu. Bertolak pada data populasi Komodo 1970 silam yang mencapai 5.500 ekor, kini menurun hingga sekitar tiga ribu ekor. Terbanyak di pulau Komodo mencapai 1.600 ekor dan sisanya disekitar pulau kawasan Flores NTT.
JAKARTA - Polemik terkait upaya membawa Pulau Komodo menjadi pemenang di The New Seven Wonders of the World (N7W) terus berlanjut. Kemarin (2/10),
BERITA TERKAIT
- Hak Konstitusional Firli Bahuri Harus Dihormati
- Jenderal Polri Menjamin Penanganan Kasus Penembakan Siswa Semarang Transparan
- Katarina Minta Jaksa Segera Eksekusi Pelaku Pemalsuan Akta Setelah Kasasi Dikabulkan
- Pensiunan Notaris Diduga Dikriminalisasi dengan Sengketa Perdata yang Dipidanakan
- Kebakaran Melanda Rumah Padat Penduduk di Tanah Abang, Ini Dugaan Penyebabnya
- Tidak Seluruh Honorer Lulus PPPK 2024, Sudah Diantisipasi, 3 Alasannya