Kapal Induk Otonom bisa Jadi Solusi Pertahanan Maritim Indonesia di Masa Depan

Kapal Induk Otonom bisa Jadi Solusi Pertahanan Maritim Indonesia di Masa Depan
Pengamat Maritim yang juga Pengurus dari Dewan Pimpinan Pusat Ahli Keselamatan dan Keamanan Maritim Indonesia (AKKMI) Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, menghadapi tantangan unik dalam menjaga keamanan maritimnya.

Kebutuhan akan strategi pertahanan yang efektif menjadi sangat mendesak bagi Indonesia yang memiliki luas wilayah yurisdiksi nasional ± 7,81 juta km², memiliki 17.504 pulau dan garis pantai sepanjang ± 99.000 km.

 Dalam konteks ini, DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, pengamat maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Centre (IKAL SC), menekankan pentingnya pengembangan kapal induk otonom sebagai solusi modern untuk menjaga keamanan laut Nusantara.


Kebutuhan Strategis dan Tantangan Geografis
Captain Hakeng menyoroti kebutuhan strategis Indonesia untuk memperkuat pertahanan maritimnya.

"Dalam dinamika geopolitik saat ini, keberadaan kapal induk sering dianggap sebagai simbol kekuatan dan penggentar bagi negara lain," ujarnya.

Namun, dia juga menekankan bahwa karakteristik perairan Indonesia yang unik, dengan kedalaman terbatas dan alur pelayaran yang sempit, menjadi tantangan tersendiri bagi pengoperasian kapal induk konvensional.


Ancaman Militer dan Kebutuhan akan Kapal Induk yang Tepat

Captain Hakeng juga menyoroti ancaman militer yang dihadapi Indonesia, termasuk potensi konflik wilayah dengan negara tetangga dan ancaman di jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

Dalam dinamika geopolitik saat ini, keberadaan kapal induk sering dianggap sebagai simbol kekuatan sebuah bangsa dan penggentar bagi negara lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News