Kapal Induk Pertama Tiongkok Berlayar Perdana
Kamis, 11 Agustus 2011 – 16:19 WIB
Kantor berita Xinhua, mengutip para pejabat militer Tiongkok, telah menegaskan bahwa kapal induk itu tidak akan membawa ancaman bagi negara lain. "Membangun angkatan laut yang kuat seiring dengan meningkatnya status Tiongkok adalah langkah penting dan pilihan tepat bagi negeri kami untuk melindungi kepentingan nasional," jelas pejabat tersebut. "Bahkan, jika Tiongkok membangun sebuah kapal induk dengan kemampuan perang mumpuni di masa depan, itu tidak akan menimbulkan ancaman bagi negara manapun," lanjutnya.
Kapal induk tersebut merupakan kapal perang bekas Uni Soviet yang awalnya bernama Varyag. Modelnya relatif kuno dan dibuat pada 1980-an. Saat Uni Soviet jatuh pada 1991, kapal tersebut pensiun dan teronggok di sebuah dok di Ukraina. Saat sejumlah kapal perang Soviet lainnya akan dijadikan barang rongsokan, sebuah perusahaan Tiongkok yang mempunyai hubungan dengan PLA membelinya. Saat itu, mereka menyatakan akan memodifikasi kapal tersebut untuk dijadikan hotel dan kasino terapung di Makau.
Belakangan, kapal itu dibawa ke Pelabuhan Dalian pada 2002. Butuh waktu bertahun-tahun untuk memperbaikinya. Pada Juni lalu, PLA menyatakan bahwa Tiongkok sedang memperbaiki Varyag menjadi kapal induk.
Pakar militer Yin Zhuo menuturkan kepada stasiun TV pemerintah bahwa kunci utama dalam menciptakan kapal induk yang bisa operasional penuh adalah melatih pilot pesawat tempur. "Butuh waktu bisa sampai tiga tahun guna menghasilkan pilot yang andal. Lalu, pilot itu perlu berlatih di kapal induk, sehingga bisa makan waktu setahun lagi," jelasnya. (AFP/AP/cak/dwi)
BEIJING – Kekuatan militer Tiongkok tidak lagi boleh dianggap sebelah mata. Itu terjadi setelah negeri Presiden Hu Jintao tersebut melakukan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer