Kapal Pengangkut BBM Terbakar, TNI AL Kirim Tim SAR dan Kesehatan
jpnn.com, MATARAM - Tim Search and Rescue (SAR) TNI AL, Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Mataram segera melaksanakan pencarian dan pertolongan bersama tim kesehatan terhadap insiden kebakaran terhadap kapal pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM), yaitu kapal tanker MT Kristin (GT 3338).
Kapal bermuatan Pertalite 5900 KL itu mengalami kebakaran di perairan Ampenan Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (26/3/2023).
Menurut informasi yang didapat, insiden kapal terbakar tersebut terjadi saat kapal melakukan labuh jangkar.
Titik api terlihat berasal dari forecastle atau mooring deck depan dan penyebab timbulnya api, saat ini masih diselidiki lebih lanjut.
Dari jumlah total ABK sebanyak 17 orang, 14 orang berhasil dievakuasi dengan selamat dan saat ini berada di Depo Pertamina Ampenan, sementara 3 orang ABK yang tengah melakukan operasional jangkar sampai dengan saat ini masih dalam pencarian.
Komandan Lanal (Danlanal) Kolonel Laut (P) Djawara Whimbo menjelaskan setelah mendapat informasi segera memerintahkan jajarannya untuk membantu penanggulangan kebakaran yang terjadi dan pertolongan terhadap korman.
Sekitar pukul 21.10 WITA tim gabungan yang terdiri daru Lanal Mataram, Basarnas, Polair Polda NTB dan nelayan setempat berhasil memadamkan api.
Rencana kapal akan d evakuasi menuju pelabuhan Lembar pada malam itu juga bila situasi memungkinkan.
Tim SAR TNI AL, Lanal Mataram melaksanakan pencarian & pertolongan bersama tim kesehatan terhadap insiden kebakaran kapal pengangkut BBM, kapal tanker Kristin.
- Digitalisasi Pertamina Kunci Efisiensi, Memperkuat Ketahanan dan Swasembada Energi
- Kurangi Emisi Karbon, Pertamina Patra Niaga Mulai Salurkan B40 Secara Bertahap
- Kilang Pertamina Internasional Mulai Produksi B40 untuk Mendukung Swasembada Energi
- Pertamina Sukses Menjaga Pasokan Energi Nasional Selama Periode Natal dan Tahun Baru
- Bahlil Klaim Penerimaan Subsidi BBM Mencapai 98 Persen
- Realisasi APBN untuk Subsidi BBM hingga Listrik 2024 Capai Rp 434,3 Triliun