Kapan Gibran-Selvi Menikah? Ini Hitungan Penanggalan Jawa

jpnn.com - SOLO - Hingga saat ini masyarakat masih penasaran kapan keluarga Presiden Jokowi mengumumkan tanggal resmi pernikahan Gibran dan Selvi Ananda.

Memang sudah disampaikan Ibu Negara Iriana Joko Widodo awal pekan lalu bahwa Gibran dan Selvi akan melangsungkan pernikahan pada Juni. Tapi, sejauh ini belum ada kepastian tanggal pernikahan.
 
Saat itu Iriana sempat mengatakan akan memilih tanggal di awal Juni. Meski beranggapan semua tanggal baik, sebagai orang Jawa, ibu negara menegaskan akan tetap mencari hari pernikahan dengan memperhitungkan penanggalan Jawa.
 
Menanggapi hal tersebut, konsultan penanggalan Jawa terkemuka di Solo, Totok Yasmiran, mengatakan, melihat penanggalan Jawa bisa dilakukan dengan membaca sejumlah kitab kuno, salah satunya Serat Pawukon.             
 
"Penghitungan hari di Jawa, selain bersumber pada sejumlah kitab kuno seperti Serat Pawukon, juga bisa dengan referensi primbon Jawa karya Tinoyo dan juga Kitab Centhini," ujarnya saat ditemui wartawan di Kapustakaan Jawi Museum Radya Pustaka kemarin.
 
Totok menjelaskan, pada Juni ada dua hari yang baik untuk melangsungkan pernikahan. Yang pertama Sabtu Legi yang jatuh pada 6 Juni.

Tanggal itu, menurut dia, memiliki sifat lakuning rembulan (perjalanan rembulan). Waktu terbaik untuk melangsungkan pernikahan pada tanggal tersebut adalah pukul 08.25 hingga 10.48 WIB.
 
"Hari baik yang kedua jatuh pada Ahad Wage tanggal 14 Juli yang memiliki sifat lakuning angin (perjalanan angin) dan juga memiliki sifat satria wibawa. Hari ini jauh lebih bagus dibanding hari yang pertama. Sedang waktu yang paling tepat untuk acara pernikahan adalah pukul 13.00 hingga 15.36 WIB," jelasnya.
 
Sejauh ini, penanggalan Jawa masih sangat dipercaya dan diyakini masyarakat Jawa. Karena itulah, sampai saat ini Museum Radya Pustaka menjadi jujukan masyarakat Jawa, khususnya warga Solo, yang ingin mencari tanggal baik.

Juga, Museum Radya Pustaka memang menyediakan layanan konsultasi penghitungan tanggal sebagai bentuk pelestarian budaya. (dam/wa/c11/kim)