Kapan Israel Tinggal Sejarah?
Jumat, 09 Januari 2009 – 15:04 WIB
Menurut Catherin Mann dari Institute for International Economics, investor asing saat itu menguasai 36% hutang AS yang pada 1984 hanya sekitar 17%, dan 18% hutang korporasi. Sedikit saja perubahan pada perilaku investor asing, pengaruhnya bagi AS sangat gawat. Jika modal asing hengkang akan melemahkan dolar dan mendongkrak harga impor.
Selain didemo di banyak negara, termasuk di dalam negeri, gara-gara Perang Irak pula, hubungan presiden Bush memburuk dengan Presiden Meksiko, Vicente Fox. Sampai-sampai konsensus bersama soal imigrasi yang penting bagi kedua negara menjadi telantar.
Siapa menduga jika sekarang, lima tahun kemudian, ekonomi AS ambruk. Berbagai kasus dalam negeri, mulai dari skandal korporasi besar hingga permainan licik short selling, termasuk serbuan ke Irak telah menghancurkan perekonomian AS secara dramatis.
***
Israel memang hebat. Bayangkan, Gross Product Domestic (GDP) negeri ini lebih gede dibanding tetangganya di Timur Tengah. Semua itu karena ditopang oleh bisnis internasional. Mungkin, mirip Singapura. Negeri gurun ini tak kaya sumber daya alam, seperti minyak bumi di negara sekitarnya. Ini yang membuat rakyat Israel kreatif, seperti warga Jepang yang kaya gunung api itu.
Haifa, pusat sekolah teknologi semacam Bengalor di India atau Silicon Valley di AS adalah kebanggaan Israel. Para teknolog Israel unggul membuat banyak chip dan transistor, kemudian patennya dijual ke IBM, Microsoft atau Intel dan lainnya. Mereka juga mensuplai berbagai ordendil untuk mobil mewah seperti Mercy dan BMW. Hasil jual isi otak ini ternyata sangat luar biasa. Israel kaya dan makmur.