Kapan Seorang Anak Mulai Memiliki Cita-Cita?

Oleh: Odemus Bei Witono - Direktur Perkumpulan Strada dan Pemerhati Pendidikan

Kapan Seorang Anak Mulai Memiliki Cita-Cita?
Direktur Perkumpulan Strada dan Mahasiswa Doktoral Filsafat STF Driyarkara Jakarta Odemus Bei Witono. Foto: Dokumentasi pribadi

Demikian pula, anak yang sering melihat tentara, insinyur, atau guru yang memberikan teladan akan menumbuhkan ketertarikan terhadap profesi-profesi tersebut.

Akan tetapi di era digital, pola ini berubah. Keteladanan dari profesi tradisional mulai tergerus oleh daya tarik profesi baru yang sering ditampilkan di media sosial, seperti menjadi model, artis, atau YouTuber.

Sebagai contoh, laporan dari Pew Research Center (2019) menunjukkan bahwa sebagian besar anak muda di Amerika Serikat lebih tertarik pada profesi berbasis media digital dibandingkan dengan profesi konvensional seperti dokter atau insinyur.

Fenomena demikian juga terjadi di Indonesia, di mana survei Nielsen tahun 2023 mengungkapkan bahwa YouTuber menjadi salah satu profesi yang paling diidamkan oleh anak-anak dan remaja.

Sebuah studi oleh National Center for Education Statistics menunjukkan bahwa banyak anak tidak memiliki kejelasan cita-cita hingga usia 13-15 tahun.

Hal ini sering kali disebabkan oleh kurangnya paparan terhadap berbagai profesi yang mungkin tidak mereka lihat di sekitar mereka.

Anak-anak yang tumbuh di lingkungan homogen atau terpaku pada satu jenis profesi akan sulit membayangkan diri mereka dalam profesi lain.

Sebaliknya, anak-anak yang terlalu sibuk dengan hiburan digital sering kali lebih fokus pada hobi mereka tanpa memikirkan masa depan secara serius.

Cita-cita merupakan salah satu elemen penting pembentukan karakter dan masa depan seorang anak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News