Kapan Warga tak Lagi Dihantui Banjir?
jpnn.com - KOTIM - Banjir selalu mengancam sejumlah wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah. Tidak hanya di luar kota, banjir juga kerap terjadi di dalam kota.
Seperti di Jalan MT Haryono, Jalan Pelita, Jalan Ahmad Yani dan beberapa titik strategis lainnya. Bahkan, RSUD dr Murdjani Sampit juga sering terendam. Hal itu menuai keprihatinan banyak pihak.
Pasalnya, rumah sakit tersebut tidak hanya fasilitas vital. Tapi pasiennya selalu penuh. Tak jarang, sebagian pasien yang dirawat di rumah sakit yang berada di Jalan HM Arsyad Sampit itu ditempatkan di selasar karena ruang rawatnya penuh.
“Saya pernah dirawat di RSUD dr Murdjani Sampit saat musim hujan, dan ruangan saya tergenang. Waktu itu saya dirawat di ruang bedah. Keluarga sempat panik, karena tidak ada tempat untuk tidur saat menemani saya dirawat. Sebab mereka biasa tidur di lantai, sedangkan saat itu lantainya banjir,” tutur salah satu warga Andi, Jumat (6/5).
Untuk mengatasi masalah tersebut, berbagai cara telah dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim. Sayangnya, usaha yang dilakukan seolah tidak ada hasilnya. Hampir setiap tahun, banjir selalu saja terjadi.
Ironisnya, banjir sudah merendam jalan, rumah dan fasilitas vital di Sampit ketika hujan hanya turun selama beberapa jam. Berbagai langkah yang sudah dilakukan pemerintah selama ini adalah membersihkan drainase secara rutin.
Selain itu, drainase yang ukurannya dinilai sudah tidak sesuai telah dikeruk dan dilebarkan. Namun, usaha itu masih belum membuahkan hasil maksimal. Belakangan ini, Pemkab Kotim akhirnya meninggikan badan jalan. Seperti yang dilakukan terhadap Jalan MT Haryono. (kp/jos/jpnn)
- Komitmen Kapolda Lampung, Berantas Narkoba Tanpa Kompromi
- BAZNAS Gerak Cepat Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi
- Gempa 2 Kali Berturut-turut di Karawang pada Jumat, BPBD: Tidak Ada Laporan Kerusakan
- Kabar Terbaru Kasus Honorer Putus Kontrak Lulus Seleksi Administrasi PPPK 2024
- Spesialis Pencurian Toko Baju Lintas Provinsi Diamankan, Kerugian Rp2 Miliar
- Guru Honorer Supriyani Mengungkap Kisahnya Selama Ditahan di Lapas