Kapitalisme Sepak Bola

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Kapitalisme Sepak Bola
Seorang warga memegang kaus bergambarkan striker Argentina Lionel Messi dan frase yang berarti "Apa yang kau lihat, bodoh?" di suatu toko di Buenos Aires, Argentina. (12/12/2022) Foto: AFP/LUIS ROBAYO

Namun, seperti kata populer dalam bahasa iklan 'size doesn’t matter' alias ukuran bukan persoalan. Messi mini, tetapi bisa membuktikan bahwa efeknya superjumbo.

Di usianya yang sudah merambat 35 tahun, sihirnya dianggap mulai redup. Akan tetapi, sihir itu bersinar terang di Piala Dunia 2022.

Dalam pertandingan Argentina melawan Kroasia, Messi  dikawal secara khusus oleh Josko Gvardiol, bek muda yang dianggap sebagai salah satu pemain belakang terbaik pada Piala Dunia 2022.

Usia Gvardiol baru 23 tahun, Messi lebih tua 12 tahun darinya. T

Namun, Gvardiol dibuat patah pinggang terkena tekukan 180 derajat Messi. Gvardiol dipaksa mengejar pantat setiap kali diajak sprint oleh Messi.

Size does’nt matter, age doesn’t matter too, ukuran tubuh tidak menjadi masalah, usia juga tidak menjadi masalah.

Messi sudah mendapatkan enam kali penghargaan pemain terbaik dunia Ballon d’Or. Ia bersaing dengan Cristiano Ronaldo yang juga sudah mengoleksi lima Ballon d’Or.

Namun, Messi masih punya utang defisit prestasi. Ia sudah mempersembahkan Copa America, tetapi masih belum pernah merasakan mengangkat Piala Dunia.

Banyak kejanggalan yang menguntungkan Argentina. Messi menjadi kandidat top scorer dengan lima gol, empat di antaranya melalui penalti.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News