Kapolda Babel Laporkan Harta Kekayaan ke KPK
jpnn.com - JAKARTA - Kapolda Bangka Belitung Brigjen (Pol) Budi Hartono Untung mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (17/2). Budi datang untuk melaporkan harta kekayaannya.
"Benar tadi yang bersangkutan (Budi Hartoni) ke KPK," kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP ketika dikonfirmasi, Senin (17/2).
Johan menambahkan, KPK akan menelaah laporan harta kekayaan yang disampaikan Budi. "Ditelaah biasanya sebulan," ujarnya.
Johan mengaku belum bisa memastikan jumlah harta kekayaan Budi. Sebab, kata dia, KPK harus menelusuri jumlah aset pelaporan tersebut.
Sebelumnya, Masyarakat Perantau Asal Bangka Belitung Anti Korupsi (MABBAK) mendatangi kantor KPK, Jakarta Senin (10/2). Tujuan kedatangan MABBAK untuk melaporkan harya kekayaan yang tidak wajar dari Budi.
Kordinator MABBAK, Wismar Denny menyatakan, Budi memiliki sejumlah aset kekayaan yang fantastis padahal dia baru menjabat sebagai Kapolda Babel selama 1,5 tahun. Aset itu di antaranya rumah mewah seluas 2200 meter persegi yang terletak di Komplek Villa Pondok Indah G27 Jakarta Selatan, kepemilikan kapal hisap (pasir timah), dan kapal tongkang.
Wismar menambahkan, Budi mempunyai kaitan kepemilikan dan atau pengelolaan setidak-tidaknya dua unit kapal minyak jenis tongkang yakni SPOB Diana 1/100 ton, di mana harga perunitnya mencapai Rp 20 miliar. Budi, sambung dia, juga memiliki empat unit kapal hisap. (gil/jpnn)
JAKARTA - Kapolda Bangka Belitung Brigjen (Pol) Budi Hartono Untung mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (17/2). Budi datang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Asyik, KAI Divre III Palembang Berikan Diskon Tiket Kereta Api Saat Libur Pilkada 2024
- Sidang Perdana Praperadilan Tom Lembong Digelar Hari Ini di PN Jaksel
- Prakiraan Cuaca Hari Ini 18 November, Hujan Ringan hingga Sedang di Mayoritas Wilayah Indonesia
- Berita Duka, Emmanuel Setiyono Meninggal Dunia
- TNI AL Gelar Bakti Sosial untuk Korban Terdampak Erupsi Gunung Lebotobi Laki-laki di Flores Timur
- Musim Hujan, Tetapi Kualitas Udara Jakarta Masih 20 Besar Terburuk di Dunia