Kapolri Akui Antisipasi Bom Bunuh Diri Sangat Sulit

jpnn.com - SOLO - Saat disinggung apakah ada yang salah dalam deteksi dini teror dari Polri, terkait meledaknya bom bunuh diri di Mapolresta Solo, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti pun angkat bicara. Dia mengakui bahwa bom bunuh diri memang sulit diantisipasi.
Misalnya, petugas ingin menangkap seseorang yang membawa bom. Bisa jadi, bom diledakkan saat pelaku itu ditangkap. Artinya, apa pun, pengeboman itu terjadi.
"Antisipasi yang pasti mujarab itu tidak ada," ujar jenderal berbintang empat tersebut.
Namun, kata dia, Polri telah berupaya maksimal mengantisipasi aksi teror. Salah satu contohnya, perencanaan aksi teror di Surabaya yang sebenarnya jauh lebih besar kalau tidak dicegah.
"Dari bom, jumlah pelaku semua lebih banyak. Tapi, kami bisa mengantisipasinya," tegasnya.
Yang pasti, sejak awal Polri meningkatkan kewaspadaan. Sebab, beberapa bulan lalu ada ancaman dari juru bicara ISIS A.M. Al Adnani. Dalam ancaman itu, dia meminta seluruh pendukung ISIS untuk melakukan aksi pada bulan Ramadan.
"Kami sudah berupaya mengantisipasinya. Kan sebenarnya banyak aksi teror yang telah gagal," tegas mantan kepala Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri tersebut. (kwl/idr/byu/lum/bay/c7/dos)
SOLO - Saat disinggung apakah ada yang salah dalam deteksi dini teror dari Polri, terkait meledaknya bom bunuh diri di Mapolresta Solo, Kapolri Jenderal
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bareskrim Bongkar Peredaran 38 Kg Sabu-Sabu Jaringan Malaysia-Indonesia di Riau
- Doktor Cumlaude Trimedya Dorong Optimalisasi Pengelolaan Barang Sitaan
- Libur Paskah, Polisi Siapkan Skema Lalu Lintas Urai Kemacetan di Jalur Puncak & Lembang
- Pakar Hukum UI Nilai KPK Terkesan Targetkan untuk Menjerat La Nyalla
- Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Dukung Industrialisasi Pedesaan Sebagai Model Nasional
- Nono Sampono: PIK 2 Terbuka untuk Semua Agama, Ini Wajah Toleransi Indonesia