Kapolri Bantah Kabar Mahasiswa Bogor Tewas saat Demo Tolak RKUHP
jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengklarifikasi adanya kabar mahasiswa Bogor bernama Zaenal yang meninggal saat aksi revisi KUHP. Menurut Tito, informasi itu merupakan kabar bohong untuk memperkeruh suasana.
"Contoh, tadi pagi, bahwa ada mahasiswa bernama Zaenal itu meninggal karena bentrok dengan petugas waktu kemarin di Universitas Pakuan Bogor. Begitu saya cek melalui jaringan kami, seluruh staf dan termasuk Polres Bogor, ternyata ini peristiwa di NTB, 5 September lalu," kata Tito di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Jakarta Pusat, Selasa (24/9).
Tito membenarkan bahwa Zaenal meninggal di tangan oknum anak buahnya. Namun saat itu Zaenal dilumpuhkan karena melakukan perlawanan saat ditilang polisi.
"Peristiwa Saudara Zaenal ini, almarhum ini naik motor, kemudian ditilang, terjadi ribut mulut dengan petugas lalu lintasnya. Kemudian petugas lalu lintasnya diduga karena masih investigasi, dipukul. Kemudian membalas memukul, terjadi perkelahian, teman-temannya yang polisinya ikut membantu," kata Tito.
Saat itu juga terjadi penganiayaan terhadap Zaenal. Setelahnya Zaenal dibawa ke rumah sakit terdekat lalu meninggal dunia.
"Dan Kapoldanya sangat tegas. Itu anggota polisi semuanya diperiksa dan diproses hukum. Itu peristiwa 5 di NTB, dibuat meme, seolah-olah Universitas Pakuan Bogor dipukul petugas dalam rangka demo. Tolong jangan mudah terpengaruh dinamika seperti ini, baik di Papua maupun di berkaitan dengan masalah DPR ada pihak ketiga untuk main hoaks-hoaksan," kata Tito. (tan/jpnn)
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengklarifikasi adanya kabar mahasiswa Bogor bernama Zaenal yang meninggal saat aksi revisi KUHP
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- INSPIRA Sebut Kapolri Sigit Bawa Perubahan di Polri
- Cegah Teror Saat Natal, Polri Sterilisasi Seluruh Tempat Ibadah
- Kapolri Minta Masyarakat Tak Memaksa Berkendara Jika Lelah Menyetir
- Kapolri Bentuk Direktorat PPA dan PPO, Positif Bagi Perempuan dan Anak
- Soroti Kasus Kekerasan Seksual Diselesaikan Lewat Pernikahan, Sahroni: Logika Keliru
- Direktorat PPA &PPO Diharapkan Dorong Peringkat Kesetaraan Gender Indonesia