Kapolri: Belanja Produk Dalam Negeri untuk Ketahanan Ekonomi Nasional

jpnn.com, BALI - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan belanja produk dalam negeri.
Hal itu disampaikan Jenderal Listyo saat menutup rangkaian kegatan Temu Bisnis Produk Dalam Negeri (PDN) tahap IV Tahun 2022 yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Kamis-Jumat, (6-7/10).
Kapolri pun mendukung peningkatan realisasi penggunaan produk dalam negeri hingga 100 persen pada akhir 2022 ini.
"Tentunya dengan melakukan belanja produk dalam negeri maka akan berimplikasi positif terhadap ketahanan ekonomi nasional guna menghadapi tantangan kedepan yang penuh dengan ketidakpastian,” kata Listyo.
Menurutnya, untuk menggenjot penggunaan PDN, business matching sangat cocok sebagai wadah untuk menjembatani antara pelaku usaha dalam negeri dengan kementerian dan Lembaga serta pemerintah daerah dan BUMN.
"Kami fokus dengan pembelian barang atau jasa usaha mikro, usaha kecil dan menengah,” sambungnya.
Listyo pun menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan panitia serta seluruh pihak yang turut berpartisipasi dalam menyukseskan kegiatan tersebut.
Eks Kabareskrim Polri itu berharap, kegiatan ini dapat mendukung Gerakan Bangga Buatan Indonesia dan menjadikan produk dalam negeri menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan belanja produk dalam negeri.
- KADIN Indonesia Apresiasi Investasi Prancis dalam Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
- Peneliti TRI: Penataan Distribusi LPG Merupakan Langkah Strategis
- Lemkapi Apresiasi Kepedulian Polres Rohul terhadap Anak Jalanan
- Kapolri Diminta Turun Tangan Tuntaskan Laporan Kasus Tanah Brata Ruswanda
- Krisis Pangan Global Mulai Terjadi, Bagaimana Status Indonesia?
- Akademisi Nilai Tata Kelola LPG 3 Kilogram jadi Solusi Subsidi Tepat Sasaran