Kapolri: Menyelidiki Pembakaran Hutan Lebih Susah dari Kasus Narkotika dan Terorisme

Kapolri: Menyelidiki Pembakaran Hutan Lebih Susah dari Kasus Narkotika dan Terorisme
Ilustrasi.

jpnn.com - JAKARTA - Kepolisian terus berupaya mengatasi pembakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Korps baju cokelat itu berjanji akan memberlakukan penegakan hukum terhadap pembakar. Namun, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menjelaskan bahwa menindak pembakar hutan lebih susah dibanding menangkap bandar narkoba dan teroris.  

Kata dia, penyelidikan kasus pembakaran hutan lebih rumit dibanding dengan kasus lain, seperti kasus narkotika maupun terorisme. Menurut Haiti, kalau kasus teroris dan narkoba, Polri  bisa punya data awalnya.

"Ada jaringannya, sehingga kami bisa gunakan info dari sekitar internalnya untuk cari informasi atau bahkan dengan teknologi (penyadapan dan tracking)," ujarnya.

Nah, untuk membantu penegakan hukum, kata Badrodin, hari ini pihaknya sudah menambah lagi sekitar 600 personel Brimob ke Sumatera Selatan. 

"Kemarin saya tanya BNPB lagi, dan katanya api belum membesar. Tapi saya putuskan hari ini Polri kembali mengirim 600 Brimob ke Sumsel untuk membantu pemadaman,” ujar Haiti saat dihubungi wartawan, Selasa (15/9).

Sebelumnya diketahui, Polri sudah mengerahkan 3.226 personel untuk membantu pemadaman api pada beberapa daerah di Indonesia.

Lebih lanjut Badrodin menegaskan, untuk penegakan hukum pihaknya akan terus bekerja keras untuk melakukan pembuktian. Apalagi, kata dia, jika yang dihadapi adalah pelaku yang profesional dalam menghilangkan barang bukti. Termasuk kesulitan lain seperti minimnya saksi. (boy/jpnn)

JAKARTA - Kepolisian terus berupaya mengatasi pembakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Korps baju cokelat itu berjanji akan memberlakukan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News