Kapolri Sebut Jemaat Ahmadiyah Menolak Dievakuasi

Kapolri Sebut Jemaat Ahmadiyah Menolak Dievakuasi
Kapolri Sebut Jemaat Ahmadiyah Menolak Dievakuasi
JAKARTA - Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengatakan, polisi telah melakukan pencegahan terhadap tindak kekerasan yang terjadi di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, Minggu (6/2). Namun di saat polisi hendak melakukan evakuasi terhadap Jemaah Ahmadiyah, bersamaan pula ada 1500 warga yang kemudian "menyerang" sehingga tindak kekerasan tidak terelakkan.

Timur menuturkan, sebelum terjadi tindak kekerasan terjadi, sekitar pukul 07.00 WIB seseorang bernama Deden dari Bekasi yang mengaku dari Pimpinan Pusat Jemaat Ahmadiyah datang ke rumah Ismail Suparman, yang dikenal sebagai Pimpinan Jemaat Ahmadiyah Desa Cibende. Rombongan Deden, kata Timur, berjumlah 15 orang dengan mengendarai dua unit mobil.

"Dan menyatakan bahwa rumah itu adalah inventaris dari Pengurus Pusat Ahmadiyah. Sehingga kalau memang ada masyarakat mau merusak atau menertibkan itu, harus dipertahankan karena memang bagian dari inventaris dari warga Ahmadiyah. Polisi menghimbau untuk bisa dievakuasi namun tetap tidak mau, bersamaan dengan itu kurang lebih 1500 orang melakukan langkah melanggar hukum," kata Timur.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini menambahkan, pihaknya sudah mendapatkan informasi sejak Kamis (3/2) lalu bahwa di Desa Cibende Kecamatan Cikeusik, Pimpinan Ahmadiyah Ismail Suparman akan menggelar kegiatan keagamaan. Tetapi, masyarakat di Cikeusik tidak menerimanya dan akan melakukan penertiban.

JAKARTA - Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengatakan, polisi telah melakukan pencegahan terhadap tindak kekerasan yang terjadi di Kecamatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News