Kapten Persema Bima Sakti, Konsisten di Usia Senja

Buah Tempaan Keluarga Tentara

Kapten Persema Bima Sakti, Konsisten di Usia Senja
HAPPY FAMILY: Waktu senggang dimanfaatkan Bima Sakti untuk bercengkerama dengan istri dan dua anaknya di rumah. F-HABIBIE/MALANG POS/JPNN
Setelah semusim memperkuat Helsingborgs, Bima memutuskan pulang ke Indonesia. Sejak saat itu, Bima meniti karir di Indonesia. Dia bergabung dengan tim-tim mapan seperti Pelita Jaya (1997?1999), PSM Makassar (1999?2002), PSPS Pekanbaru (2002?2004), Persiba Balikpapan (2005), dan Persema Malang sejak 2006 hingga sekarang.

Selama 14 tahun malang-melintang di dunia sepak bola, pria asli Balikpapan itu dikenal konsisten sebagai pilar utama tim-tim yang dinaunginya. Meski kini berusia 35 tahun, Bima masih menjadi pilihan utama pelatih Persema Timo Scheunemann sebagai pilar lini tengah maupun sebagai kapten tim. "Alhamdulillah, selama ini nilai kontrak saya relatif stabil. Tidak terlalu tinggi, tapi juga tidak terlalu rendah. Tentunya juga ditunjang dengan performa," katanya.

Untuk bisa konsisten di usia senja sebagai pesepak bola, Bima memang punya bekal. Nah, bekal itu dikumpulkan ketika Bima berusia 20 tahunan. Di antaranya, kedisiplinan dan kesadaran menjaga gaya hidup sebagai seorang atlet. "Kalau waktu usia kepala dua kurang menjaga kondisi, seperti suka keluar malam, setelah usia 30 ke atas pasti baru akan terasa akibatnya," papar Bima.

Memang, tidak mudah menjaga gaya hidup pada usia muda. Terlebih, dengan bergelimang materi sebagai pesepak bola pada era 1990?2000-an. Salah satu kunci sukses Bima menjaga gaya hidupnya adalah faktor pendidikan dini oleh orang tua. Bersama kakak dan adiknya, anak kedua di antara tiga bersaudara itu dibesarkan di lingkungan militer. Sebab, ayahnya, Tukiman, adalah prajurit TNI Angkatan Udara.

BIMA Sakti merupakan satu di antara sekian banyak pemain Indonesia yang pernah merumput di luar negeri. Meski pernah mengalami patah kaki, saat ini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News