Kapten Persema Bima Sakti, Konsisten di Usia Senja

Buah Tempaan Keluarga Tentara

Kapten Persema Bima Sakti, Konsisten di Usia Senja
HAPPY FAMILY: Waktu senggang dimanfaatkan Bima Sakti untuk bercengkerama dengan istri dan dua anaknya di rumah. F-HABIBIE/MALANG POS/JPNN
Sekitar 25 tahun lalu, tidak pernah terbersit di pikiran Bima Sakti untuk berkarir sebagai pesepak bola. Anak kedua di antara tiga bersaudara itu lebih tertarik bermain bulu tangkis. Ketertarikan untuk menekuni sepak bola baru hadir setelah Bima memperkuat tim di sekolahnya, SMPN 5 Balikpapan pada akhir 1980-an. "Sekolah kami keluar sebagai juara dan saya menjadi top scorer," ucap Bima.

Sejak itulah, Bima merasa mantap menekuni sepak bola. Di sisi lain, Bima merasa persaingan di bulu tangkis sangat ketat. Dia lantas bergabung dengan salah satu tim anggota kompetisi internal Persiba Balikpapan, Ossiana Sakti. Tim tersebut menjadi yang pertama memberikan gaji kepada pria kelahiran 23 Januari 1976 itu. "Jumlahnya nggak banyak, hanya Rp 15 ribu. Tapi lumayan, buat bayar SPP sekitar Rp 7 ribu. Sisanya buat jajan dan bantu ibu belanja," terangnya.

Selain menambah semangat Bima berlatih, gaji Rp 15 ribu itulah yang mengawali rezeki Bima di dunia sepak bola hingga menjadi salah seorang pemain besar di Persema. Selain bersepak bola, kini Bima masih bermain bulu tangkis di lapangan di dekat rumahnya, Jalan Kunta Baswara Malang. (uan/c8/c12/aww/rachmad setiawan)


BIMA Sakti merupakan satu di antara sekian banyak pemain Indonesia yang pernah merumput di luar negeri. Meski pernah mengalami patah kaki, saat ini


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News