Kapten Sandy Dikenal Cerdas, Lettu Pandu Baru Dua Bulan Menikah
Dewi bertemu kali terakhir dengan sang suami saat awal puasa lalu, tepatnya 20 Juni. Menurut rencana, minggu ini dia bersama keluarga pergi ke Malang untuk menemui sang belahan jiwa. Namun, suratan takdir berkata lain. Dia harus berpisah untuk selama-lamanya sebelum rencana itu terwujud.
”Sebagai penerbang, Mas Pandu pernah bilang bahwa jodoh, hidup, dan mati di tangan Allah. Jadi, saya diminta tidak perlu khawatir dan menyerahkan semuanya kepada Allah,” tutur Dewi sambil menyeka air mata.
Suasana duka juga terlihat di rumah keluarga Letda (Pnb) Dian Sukma Pasaribu, juga kopilot pesawat Hercules C-130. Rumah duka di kompleks Kalidoni Indah Permai C-10, Kelurahan/Kecamatan Kalidoni, Palembang, itu ramai dipadati kerabat dan tetangga. Di rumah dua tingkat itu ayah Dian, Kapten (CAJ) M. Arpani, sibuk menerima ucapan belasungkawa. Baik secara langsung maupun via telepon genggam.
”Kami kaget melihat nama anak saya disebut di televisi sebagai korban kecelakaan pesawat itu. Sempat tidak percaya, tapi itu memang benar nama anak saya,” ungkap Waka Ajenrem 044 Gapo Palembang tersebut.
Arpani menceritakan bahwa malam sebelum kecelakaan, anaknya sempat menelepon dirinya. ”Tadi malam (Senin malam) dia masih di Malang. Kami ngobrol melalui handphone. Katanya, dia ingin mengajak adiknya jalan-jalan naik pesawat. Tapi, rupanya pagi tadi dia sudah di Medan. Pesawatnya terjatuh saat hendak ke Bandara Halim Perdanakusuma,” terang Arpani kepada wartawan Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group).
Berbeda dengan Arpani yang tampak tegar, ibu dan dua adik Dian tak kuasa menahan tangis. Bahkan, Hj Yarnani, ibu Dian, terlihat amat terpukul. Dia tidak percaya putra sulungnya itu menjadi korban tewas dalam kecelakaan pesawat TNI-AU tersebut. ”Anak saya menjadi kopilot. Pilotnya Kapten Sandy Permana. Padahal, biasanya dia yang jadi pilot,” jelasnya.
Menurut rencana, kata Yarnani, lajang kelahiran Palembang, 29 September 1990, itu pulang saat Lebaran nanti. ”Rencananya, Dian membawa pacarnya ke rumah untuk dikenalkan dengan keluarga. Saya bilang, kalau perlu kenalin langsung kedua orang tuanya juga. Karena kami mau ketemu agar bisa cepat lamaran,” papar perempuan yang sehari-hari menjadi wakil kepala SMPN 34 Palembang tersebut.
Sang pacar bernama Putri Inka yang berdinas di Malang dan beralamat di Bandung. ”Pacarnya bekerja sebagai polwan. Dia belum pernah ke Palembang,” ujar Yarnani.
SUASANA duka terlihat di rumah orang tua Lettu (Pnb) Pandu Setiawan di Dusun Patukan RT 4 RW 21, Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408