Kapuspen TNI Jawab Soal Dugaan Data BAIS TNI Diretas
Peretas yang sama pada minggu lalu (22/6) juga mengumumkan meretas sistem Indonesia Automatic Finger Indentification System (INAFIS) Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Data-data yang diklaim diretas dari sistem INAFIS mencakup gambar sidik jari, alamat email dan aplikasi SpringBoot dengan beberapa konfigurasi.
Data-data itu dijual oleh MoonzHaxor seharga 1.000 dolar AS (setara Rp 16,3 juta).
Walaupun demikian, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Hinsa Siburian saat jumpa pers di Jakarta, Senin, menjelaskan data-data yang diklaim diretas oleh MoonzHaxor itu data-data lama.
"Ini sudah kami konfirmasi dengan kepolisian, bahwa itu adalah data-data lama mereka yang diperjualbelikan di dark web itu," kata Hinsa.
Hinsa menegaskan sistem Polri saat ini tidak mengalami gangguan dan tetap berjalan dengan baik.
"Kami yakinkan bahwa sistem mereka berjalan dengan baik,” ucap dia.
Dalam kesempatan yang sama Hinsa juga menyatakan dugaan peretasan data INAFIS tidak terkait dengan insiden serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2. (Antara/jpnn)
Kapuspen TNI menjawab pertanyaan terkait dugaan peretasan Data Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang
- Kapuspen: TNI Upayakan Keselamatan Korban dalam Pembebasan Pilot Susi Air
- Heboh Densus 88 Menguntit Jampidsus, TNI Buka Suara soal Polisi Militer di Kejagung
- Mayjen Nugraha Gumilar: TNI Akan Membangun 22 Kodam Baru
- Viral, Mayor Teddy Indra Wijaya Hadir Saat Debat Perdana Capres, Kapuspen TNI Merespons
- TNI Perangi Mafia Perdagangan Orang dan Kegiatan Ilegal Antarnegara
- Kapuspen TNI: Panglima Tidak Melindungi Prajurit Pelanggar Hukum