Karakter NKRI Mulai Luntur
Kamis, 11 Maret 2010 – 21:33 WIB
Dimana pun mereka berada, semua petinggi negara ini selalu berfikir 'komisi' dalam menentukan sebuah kebijakan. Kita tengah menghadapi krisis kesungguhan dalam melakukan sesuatu. Gula, garam dan gas sebagai kebutuhan pokok tidak tercukupi secara mandiri. Yang terjadi sebaliknya, fabrik yang ada ditutup dengan berbagai cara agar impor masuk dan 'komisi' didapat.
Baca Juga:
Selain itu, lanjutnya, sebagai negara agraris ternyata bangsa dan negara ini hanya memiliki 1 institut pertanian, dan itupun peninggalan Belanda. Kondisi yang sama juga terjadi di sektor institusi pendidikan kelautan yang amat jauh dari kebutuhan minimal.
Lebih jauh Mantan Danjen Marinir Letjen Suharto mengharapkan agar semua petinggi negeri ini kembali kepada jatidiri bangsa, yakni mengelola semua potensi ini dengan dasar Pancasila yang semestinya tergambar dari berbagai produk undang-undang dan kebijakan. "Kita harus kembali ke jatidiri bangsa yakni Pancasila dan semua undang-undang dan kebijakan harus berpihak kepada rakyat, bukan kepada asing sebagaiamana yang saat ini terjadi," tegasnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Letjen Marinir (Purn) Suharto menegaskan carut-marutnya nasib bangsa ini dari seluruh lini kehidupan lebih disebabkan karena gagalnya para
Redaktur & Reporter : Auri Jaya
BERITA TERKAIT
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan
- Amplop Berlogo Rohidin Mersyah-Meriani Ikut Disita KPK, Alamak
- Tersangka Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan Bakal Dijerat Pasal Berlapis
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Dugaan Plagiarisme di Bawah Sumpah Ahli Kejagung, Tom Lembong Disebut Diuntungkan