Karangan Bunga Merah dari Vladimir Putin
jpnn.com, ST PETERSBURG - Matanya berkaca-kaca saat meletakkan karangan bunga merah di pintu masuk stasiun Technological Institute, Senin (3/4) tengah malam.
Presiden Rusia Vladimir Putin, sosok dingin, kalem dan berwibawa itu tampak rapuh. "Belasungkawa untuk korban yang terluka, dan untuk orang terkasih dari mereka yang tewas," ujar Putin, seperti dikutip AFP.
Sebelas orang menjadi korban serangan bom di metro Saint (St) Petersburg, Senin (3/4) malam WIB. Lebih dari 40 orang lainnya terluka. Rusia sedang mendapat cobaan berat.
Negara yang dikenal 'angker' itu menjadi pusat perhatian dunia. Tiga hari ke depan, St Petersburg berkabung.
Sebelum meletakkan karangan bunga merah jelang Selasa dini hari itu, selama beberapa jam Putin memimpin rapat dengan badan intelijen FSB, tim khusus penyelamat dan kementerian dalam negeri.
Dalam pernyataan resmi otoritas anti-teror yang dikutip kantor berita pemerintah, aksi ini mereka labeli dengan 'tindakan teror'.
Otomatis, mendapat teror, Rusia akan memperketat pemeriksaan di bandara, stasiun, aset negara dan bahkan ruang publik dalam waktu yang belum ditentukan. Bisa terbayang bagaimana ketegangan di Rusia, khususnya di St Petersburg.
"Sekarang saya takut untuk naik metro (kereta api). Kami tak pernah berpikir teror akan datang ke Saint Petersburg. Sekarang Anda semua tahu, kota kami berada di bawah ancaman," ujar Maria Ilyana, salah seorang warga yang ikut dalam doa penghormatan kepada para korban di dekat stasiun. (adk/jpnn)
Matanya berkaca-kaca saat meletakkan karangan bunga merah di pintu masuk stasiun Technological Institute, Senin (3/4) tengah malam.
Redaktur & Reporter : Adek
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Kabur ke Rusia, Bashar al-Assad dan Keluarganya Kantongi Suaka
- Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah
- Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?