Kardinal George Pell Sakit, Batal Bersaksi dalam Kasus Pelecehan Seksual di Australia
Kardinal George Pell yang kini menjadi pejabat tinggi Gereja Katolik di Vatikan dalam kondisi sakit, sehingga batal untuk memberikan kesaksiannya dalam kasus pelecehan seksual anak-anak di Australia.
Pengacaranya menyatakan, Kardinal Pell tidak bisa melakukan perjalanan dari Vatikan ke Australia dan meminta agar bisa memberikan kesaksiannya melalui sambungan video dengan Royal Commission into Institutional Responses to Child Sexual Abuse yang memeriksa kasus ini.
Kardinal Pell kini berusia 74 tahun, dan sedianya akan dimintai kesaksian mengenai pelecehan seksual terhadap anak-anak yang pernah terjadi di lingkungan gereja di Ballarat.
Sejumlah korban yang kini menjadi saksi korban, menyatakan keberatan dengan permintaan pengacara tersebut.
Allan Myers QC, pengacara Kardinal Pell, menyerahkan dua lembar surat keterangan kesehatan yang menyebutkan bahwa jika kliennya itu terbang dari Roma ke Australia, maka risikonya sangat besar.
"Kardinal berpandangan bahwa kesaksiannya sebaiknya bisa diberikan secepatnya, dan dia tidak mau dianggap tidak bersedia menjadi saksi," kata Myers dalam pemeriksaan komisi.
Menanggapi hal ini, Paul O'Dwyer SC, yang menjadi pengacara salah seorang korban, mendesak agar isi surat keterangan Kardinal Pell itu dibuka untuk umum.
Kardinal Pell yang pernah menjabat sebagai Uskup Agung Sydney dan Melbourne sebelumnya juga tidak muncul dalam persidangan pada Desember lalu.
Kardinal George Pell yang kini menjadi pejabat tinggi Gereja Katolik di Vatikan dalam kondisi sakit, sehingga batal untuk memberikan kesaksiannya
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan