Karen Agustiawan Dirut Pertamina yang Baru
Kamis, 05 Februari 2009 – 17:36 WIB
JAKARTA - Teka-teki siapa Dirut Pertamina terjawab sudah. Akhirnya, Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjatuhkan pilihannya kepada Karen Agustiawan untuk menggantikan Arie Sumarno. Karen bukan orang baru di Pertamina. Sebelumnya ia menjabat sebagai Direktur Hulu di perusahaan ini. Karen adalah perempuan pertama yang duduk di kursi panas Dirut Pertamina, sejak perusahaan minyak plat merah ini didirikan pada tahun 1957 itu. Ia juga satu-satunya perempuan yang masuk nominasi di bursa Dirut Pertamina, yang diekspos pekan silam bersama-sama dengan sejumlah tokoh ternama seperti Ery Riyana Hardjapamekas, Kuntoro Mangkusubroto atau Direktur SDM Pertamina Waluyo. Selain menunjuk Karen Agustiwan, TPA juga menunjuk Omar Sjawaldy Anwar sebagai wakil Dirut Pertamina, mendampingi Karen. Sebelumnya Omar menjabat sebagai Dirut PT. Rio Tinto Indonesia. Seperti biasa, Anwar lebih suka merendah soal penunjukannya itu. Menurutnya, penunjukkannya sebagai wakil Dirut Pertamina merupakan panggilan negara guna memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara. "Ini panggilan mendadak sekali. Mudah-mudahan saya bisa memberikan nilai tambah di posisi Wakil Dirut Pertamina ini," katanya kepada wartawan di Jakarta.
Sebelumnya nama Karen memang jarang disebut. Tak mengherankan, jika ia juga jarang dispekulasikan, apalagi dikomentari miring oleh para pengamat.Perempuan separoh baya ini pun hanya tersenyum ketika dikonfirmasikan akan hal itu. Ia mengaku akan memulai kerjanya dengan enam program utama. "Dua tugas utama saya di antaranya adalah menjamin pasokan BBM dan elpiji, serta peningkatan produksi migas," katanya usai dilantik sebagai Dirut Pertamina oleh Menteri Negara Sofyan Djalil di Jakarta, Kamis (5/2).
Kemudian di sektor hulu, lanjutnya, Pertamina menargetkan produksi minyak tahun 2009 sebesar 171.000 barel per hari, gas 1.266 MMSCFD, dan panas bumi 5 juta ton. Prioritas kerja selanjutnya, kata Karen, adalah melanjutkan program jangka panjang, mengedepankan efektifitas dan efisiensi, mempercepat transformasi, dan menjaga intregitas dengan tetap bekerja secara profesional. "Kami tidak akan layani intervensi siapa pun, kalau itu merugikan negara dan Pertamina," tegasnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Teka-teki siapa Dirut Pertamina terjawab sudah. Akhirnya, Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
BERITA TERKAIT
- Biaya Makan Bergizi Gratis di Palembang Ditambah Rp 2 Ribu
- Suap Dana Hibah Pemprov Jatim, KPK Sita Aset Legislator Gerindra Anwar Sadad
- PDIP Yakin KPK Bakal Tahan Hasto pada Senin Nanti, Tujuannya Mengganggu Kongres Partai
- Tak Akan Lari, Hasto Bakal Hadapi Penyidik KPK pada 13 Januari
- Ketum PITI Ipong Hembing Laporkan Oknum Hakim Pengadilan Niaga Jakpus ke KY
- Taat Hukum, Hasto Bakal Hadiri Panggilan KPK pada 13 Januari 2025