Karen Diduga Mundur Karena tak Tahan Jadi Bumper Pemerintah
jpnn.com - JAKARTA - Mundurnya dua direktur utama perusahaan pelat merah, yakni Karen Agustiawan di Pertamina dan Nur Pamudji di PLN sebagai imbas ketidakjelasan pemerintah dalam memposisikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pandangan itu disampaikan Pengamat BUMN Said Didu saat menggelar pertemuan di Jalan Sabang, Jakarta, Jumat (22/8). Menurutnya, Karen dan Nur Pamudji mundur karena tak tahan lagi mendapat tekanan dari pemerintah.
"BUMN selalu dijadikan bumper oleh pemerintah untuk menghadapi persoalan yang seharusnya pemerintah yang harus menyelesaikan, dan resikonya ditanggung oleh BUMN," katanya.
Untuk itu mantan Sekretaris Kementerian BUMN ini berharap, pemerintah ke depan harus tegas dalam memposisikan BUMN. Said mencontohkan saat terjadi kelangkaan pupuk yang membuat petani menjerit dengan menyalahkan BUMN.
"Seperti kelangkaan pupuk di Kementerian Pertanian akan langsung menyalahkan Pabrik Pupuk ketika adanya kelangkaan pupuk, padahal kan dia yang membuat kuota," sesalnya.
Karen Agustiawan dikabarkan kerap mendapatkan tekanan dari pemerintah. Bahkan Pertamina mengalami kesulitan untuk menaikkan harga elpiji 12 kg lantaran pemerintah tidak setuju. Sedangkan Nur Pamudji merasa profesinya dikriminalisasi terkait kasus dugaan korupsi proyek pengadaan flame turbin pada 12 Pembangkit Listrik Gas Sektor Pembangkit Belawan tahun anggaran 2007-2009. (chi/jpnn)
JAKARTA - Mundurnya dua direktur utama perusahaan pelat merah, yakni Karen Agustiawan di Pertamina dan Nur Pamudji di PLN sebagai imbas ketidakjelasan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- InterSystems jadi Solusi Data Terintegrasi & GenAI untuk Institusi Kesehatan Indonesia
- BRI Life & BRI Research Institute Realisasikan Komitmen Membantu UMKM
- Konsistensi Menghadirkan Inovasi, Bank Raya Raih BUMN Award 2024
- Prabowo Bentuk Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi, Bahlil Ditunjuk Jadi Ketua
- Bea Cukai Tegaskan Dukung Perluasan Kawasan Industri PT Alliance di KEK Sei Mangkei
- Resmikan Hanggar Kawasan Berikat PT DSI, Ini Harapan Kepala Bea Cukai Morowali