Karena BW Tak Bisa Diajak Kompromi
Senin, 05 Desember 2011 – 04:17 WIB
JAKARTA - Terpilihnya Abraham Samad sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak pernah diduga. Banyak pihak lebih condong memprediksi Bambang Widjajanto dan Busyro Muqoddas sebagai kandidat kuat menjadi orang nomor satu di lembaga ad hoc tersebut. Menurut Yunarto, kalau berani jujur dari awal, masukan lebih mengarah ke Bambang Widjojanto. "Memang sepertinya sosok Bambang Widjojanto bukan sosok yang dianggap kompromistis, bertabrakan dengan kepentingan partai-partai tertentu sehingga kemudian terpilih sosok yang di luar perkiraan sama sekali," ungkapnya.
Sehingga wajar jika ada dugaan miring terkait gagalnya Bambang dan Busyro. Keduanya diduga karena dinilai tak bisa dikontrol dan tak bisa diajak berkompromi tentang kasus-kasus. "Sebenarnya Abraham Samad menjadi pilihan yang moderat. Kalau dikatakan kecewa, saya rasa tidak. Hanya antiklimaks saja," kata pengamat politik dari Charta Politica, Yunarto Wijaya di Jakarta.
Yunarto menduga gagalnya Bambang sebagai Ketua KPK karena faktor kepribadian Bambang yang dinilai tidak bisa berkompromi. Sehingga hal itu menjadi poin penting bagi DPR dalam menentukan pilihannya kepada sosok ketua yang akan dipilih.
Baca Juga:
JAKARTA - Terpilihnya Abraham Samad sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak pernah diduga. Banyak pihak lebih condong memprediksi Bambang
BERITA TERKAIT
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Ini Permintaan Walhi kepada Kapolri
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- ASR Komitmen Bangun Penegakan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad