Karena BW Tak Bisa Diajak Kompromi

Karena BW Tak Bisa Diajak Kompromi
Karena BW Tak Bisa Diajak Kompromi
JAKARTA - Terpilihnya Abraham Samad sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak pernah diduga. Banyak pihak lebih condong memprediksi Bambang Widjajanto dan Busyro Muqoddas sebagai kandidat kuat menjadi orang nomor satu di lembaga ad hoc tersebut.

Sehingga wajar jika ada dugaan miring terkait gagalnya Bambang dan Busyro. Keduanya diduga karena dinilai tak bisa dikontrol dan tak bisa diajak berkompromi tentang kasus-kasus. "Sebenarnya Abraham Samad menjadi pilihan yang moderat. Kalau dikatakan kecewa, saya rasa tidak. Hanya antiklimaks saja," kata pengamat politik dari Charta Politica, Yunarto Wijaya di Jakarta.

Yunarto menduga gagalnya Bambang sebagai Ketua KPK karena faktor kepribadian Bambang yang dinilai tidak bisa berkompromi. Sehingga hal itu menjadi poin penting bagi DPR dalam menentukan pilihannya kepada sosok ketua yang akan dipilih.

Menurut Yunarto, kalau berani jujur dari awal, masukan lebih mengarah ke Bambang Widjojanto. "Memang sepertinya sosok Bambang Widjojanto bukan sosok yang dianggap kompromistis, bertabrakan dengan kepentingan partai-partai tertentu sehingga kemudian terpilih sosok yang di luar perkiraan sama sekali," ungkapnya.

JAKARTA - Terpilihnya Abraham Samad sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak pernah diduga. Banyak pihak lebih condong memprediksi Bambang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News