Karena Salju Tebal, Warga Inggris Menyerah

Membolos untuk Jaga Anak di Rumah

Karena Salju Tebal, Warga Inggris Menyerah
Karena Salju Tebal, Warga Inggris Menyerah
" Hanya karena salju, tidak ada alasan untuk bolos kerja," kata wali kota yang baru setahun memimpin London. Namun, upaya Boris gagal membuat London kembali normal pagi itu. Setidaknya 6 juta pekerja tiap pagi menggunakan bus ke stasiun kereta terdekat kemudian disambung dengan tube ke tempat mereka bekerja. Sulit untuk semua bisa berganti dengan mobil, apalagi dalam kondisi jalan yang tertutup salju tebal.

Menurut perhitungan di media Inggris, 1 di antara 5 pekerja di London tidak bisa pergi ke kantor mereka. Akibatnya, sebagian besar perusahaan kekurangan staf, rumah sakit menunda operasi, kecuali untuk kasus emergensi, surat kabar memajukkan deadline dan juga hanya menerbitkan satu kali edisi per hari. Penyiar televisi dan radio, terpaksa harus berjalan kaki untuk bisa sampai ke studio dan tetap siaran.

Selain faktor transportasi, alasan lain karyawan itu bolos kerja adalah karena sekolah yang tutup karena salju. Sekitar 3000 sekolah atau 1 disetiap 3 sekolah diliburkan karena kondisi salju yang dianggap terlalu berbahaya. Banyak dari karyawan bekerja hanya pada jam sekolah anak-anak, sehingga ketika anak-anak libur mereka dihadapkan pada masalah siapa yang menjaga anak-anak di rumah. Inggris tidak menganut budaya punya pembantu di rumah. Warga dianggap melanggar hukum jika meninggalkan anak-anak di bawah usia 16 tahun tanpa orang dewasa.

Total kerugian Inggris hari itu dari jam kerja yang terbuang adalah mencapai GBP 1, 2 miliar atau lebih dari Rp 20 triliun. " Di Norwegia, salju tebal selama berbulan-bulan, tapi sekolah tetap buka dan jalanan dibersihkan dengan mesin hingga pagi bisa lagi dilewati kendaraan," kata Ubah, warga London yang baru pindah dari Norwegia tahun lalu.

Warga Inggris mendapat kritik karena dianggap tidak siap menghadapi hujan salju. Badai itu membuat banyak kota di sana lumpuh. Di London, wali kota

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News