Karena Setengah Hati, Saritem Tak Kunjung Mati

Karena Setengah Hati, Saritem Tak Kunjung Mati
Karena Setengah Hati, Saritem Tak Kunjung Mati

Cocok? Ya tinggal bayar ke calo. Mereka sendiri yang akan menyelesaikan pembayaran ke mami atau mucikari. Sekali lagi, gambaran wisma di lorong-lorong Saritem berbeda di gang Dolly, Putat Jaya ataupun Jarak. Tidak ada tulisan nama wisma juga sponsor bir atau kondom.

Ada memang wisma yang memajang pekerja seks di kursi leter L. Tapi itu jumlahnya tidak banyak, 1 sampai 3 orang saja. Kebanyakan justru wisma tampak seperti hunian rumah tangga. Jadi agak sulit membedakan mana wisma atau bukan jika tanpa panduan calo.

Itulah Saritem, sebuah ikhtiar penutupan lokalisasi oleh pemerintah yang tidak tuntas dilakukan. Kegagalan penutupan itu mungkin bisa menjadi pelajaran bagi Pemkot Surabaya dan pihak terkait.

Tidak adanya tindak lanjut dari penutupan dan penegakan aturan yang setengah hati menjadi faktor utama mengapa bisnis esek-esek di sekitar Saritem masih menggeliat.

Penutupan Saritem dilakukan di era Walikota Dada Rosada. Dengan dasar Perda No 11/1995, semua ditargetkan mulai November 2006 semua kompleks lokalisasi ditutup. Dan realisasinya pada 17 April 2007 pukul 24.00 WIB, Saritem resmi stop beroperasi.

Penutupan itu ditandai dengan penyegelan. Seperti pemkot Surabaya, Pemkot Bandung juga melakukan upaya pembelian wisma. Tujuannya agar aktifitas berhenti.

Jawa Pos menjumpai memang ada beberapa lahan kosong bekas seperti rumah diratakan. Di lahan kosong itu ada patok bertuliskan Pemkot Bandung. "Itu rumah-rumah yang dibeli pemkot," kata seorang warga.

Sejak 2007, kabarnya ada sekitar 20an wisma yang sudah dibeli Pemkot. Data dari Polsek Andir yang membawahi wilayah Saritem menyebut wisma tersebar di dua RW. Dengan jumlah wisma sekitar 40-60 rumah dan menampung kurang lebih 200-an PSK.

BANDUNG - Sepanjang mata memandang tak tampak reklame produk bir, kondom dan lainnya seperti biasa dijumpai di lokalisasi. Sepintas hanya terlihat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News