Karena Wanita, Tiga Kali Pegang Rekor di Lingkungan Lapas
Sabtu, 16 Januari 2010 – 01:45 WIB
Dalam mengelola rumah tangga, Catur mengaku emoh memakai jasa pembantu. Dia mengerjakan semua sendiri. Bahkan, untuk sekadar mencuci dan menyiapkan makanan, semua ditanganinya sendiri. Padahal, jangan berharap pulang sore kalau bertugas di lapas dan rutan. Tugas-tugas sering dilakukan malam.
Saat mengirim tahanan dari Lapas Cipinang ke Nusakambangan misalnya, Catur harus melaksanakan pemindahan tersebut pukul 01.00. Itu dilakukan karena pertimbangan keamanan. Sebab, pada jam-jam tersebut, narapidana lainnya sedang terlelap. Kalau memindahkan tahanan saat siang, bisa-bisa mereka memberontak seperti pada 2001 di Lapas Cipinang.
Sebagai pejabat baru di Rutan Pondok Bambu, Catur kini masih dalam tahap menginventarisasi masalah. Menurutnya, posisi dirinya saat ini seperti seorang dokter. Untuk mendiagnosis penyakit, dia harus menampung semua keluhan. Termasuk, temuan banyaknya pungli di rutan. Mulai dari uang rompi, uang kamar, uang listrik, serta uang air. Begitu juga, soal uang pelicin untuk memperlancar surat keputusan bebas bersyarat (BB) dan cuti menjelang bebas (CMB).
Apakah berani memberangus semua pungli di rutan? "Insya Allah berani. Tapi, ngomong beraninya lirih. Nggak keras," ujarnya sembari tersenyum. Yang jelas, kata Catur, pembenahan di rutan akan dilakukan menyeluruh. Bahkan sampai ada supervisi dari Dirjen secara langsung. Sebab, Rutan Pondok Bambu bakal ditarget sebagai rutan percontohan. "Doakan saja semua lancar," katanya.
Kasus sel mewah Artalyta Suryani dan empat tahanan lainnya membuat jabatan Kepala Rutan Pondok Bambu yang sebelumnya dijabat Sarju Wibowo diganti.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408